Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Diskusi Kebhinekaan dan Teater Toleransi Bangsa, Bamsoet: Intoleransi Ancaman Kemajemukan

Senin, 16 November 2020 – 19:26 WIB
Diskusi Kebhinekaan dan Teater Toleransi Bangsa, Bamsoet: Intoleransi Ancaman Kemajemukan - JPNN.COM
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo. Foto: Humas MPR RI.

jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengatakan bahwa sikap intoleran masih menjadi ancaman bagi kemajemukan bangsa.

Menurut dia, hal ini terlihat dari hasil survei nasional yang dilakukan oleh Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Syarif Hidayatullah pada 2018 yang mengindikasikan 63,07 persen guru memiliki opini intoleran pada pemeluk agama lain.

Selain itu, lanjut dia, penelitian kualitatif SETARA Institute pada 2019 di 10 kampus perguruan tinggi negeri, menemukan wacana dan gerakan keagamaan di perguruan tinggi negeri yang berpotensi mengancam Pancasila.

Secara kualitatif, Bamsoet melanjutkan, gejala radikalisme beragama juga menyasar aparatur sipil negara (ASN).

Menurutnya, hal ini tercermin dari pandangan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) yang mensinyalir ASN pro radikalisme, atau bersikap antiterhadap Pancasila jumlahnya lebih dari 10 persen.

"Serta penilaian Menteri Pertahanan ke-25 Jenderal (purn) Ryamizard Ryacudu yang menyebutkan 3 persen anggota TNI-POLRI terpapar paham radikalisme," ujar Bamsoet dalam Diskusi Kebhinekaan dan Teater Toleransi Bangsa yang digelar Inisiator Perjuangan Ide Rakyat (INSPIRA) secara virtual dari ruang kerja ketua MPR RI, Jakarta, Senin (16/11).

Ketua ke-20 DPR RI ini menambahkan, survei terbaru 2020 oleh Wahid Institute mencatat bahwa sikap intoleran dan paham radikalisme mempunyai kecenderungan meningkat, dari 46 persen menjadi 54 persen.

Menurutnya, berbagai laporan tersebut mengirimkan pesan penting bahwa diperlukan langkah-langkah konkret untuk menyelamatkan masa depan toleransi di Tanah Air.

Bamsoet menegaskan tolerans harus menjadi kebutuhan, karena kebhinekaan adalah elemen pembentuk bangsa.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News