Diskusi Lintas Agama Diperlukan untuk Menghindari Konflik
jpnn.com, JAKARTA - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, dialog antar agama bisa menjadi ruang bagi umat untuk memahami subtansi dari sebuah agama, dan belajar satu dengan lainnya. Setelah itu, akan muncul rasa toleransi serta saling menghargai antarpemeluk agama.
“Konflik-konflik di dunia sering kali mengatasnamakan agama. Disebabkan ketidaktahuan terkait esensi ajaran agama,” tuturnya di sela dialog agama Islam dan Konghucu dalam kongres pemuka agama Konghucu sedunia di Jakarta.
Kongres pemuka agama Konghucu sedunia 2017 digelar 16-18 Oktober di Jakarta . Kongres yang mengusung tema ‘Melalui Konghucu untuk Menuju Kedamaian Dunia’ itu dihadiri pakar agama Konghucu dari 18 negara.
Diantaranya yang hadir adaalah tokoh Konghucu dari Amerika Serikat, Costarika, Australia, Inggris, Italia, Jerman, Mesir, TIongkok, Hong Kong, Taiwan, Jepang, Korea Selatan, Singapura, Malaysia serta Brunei Darussalam.
Para peserta kongres Konghucu yang digelar di Jakarta.
Menurut Alim Sugiantoro, salah satu peserta kongres perwakilan dari Klenteng Kwan Sing Bio Tuban, dialog lintas agama memang perlu dilakukan.
“Karena dengan seringnya berdiskusi dan bertemu, mungkin masalah bisa kecil. Sepertu kasus patung dewa di Tuban, itu sebenarnya tidak ada masalah apa-apa tapi jadi ramai,” kata Alim Sugiantoro.