Distribusi Ternak di Indonesia yang Teramat Mahal
Minggu, 10 Februari 2013 – 18:54 WIB
”Ternak itu butuh tetap makan di jalan. Malah dikasih jamu segala biar nggak masuk angin. Lalu, ada pula pemeriksaan petugas khusus di beberapa daerah perbatasan. Pawang ini yang mengurus semuanya,’’ katanya. Tanpa pawang, Budi mengaku memilih menolak order pengangkutan. Maklum, awak armadanya sama sekali tidak memiliki keahlian untuk mengurus ternak dan fokus pada perjalanan menuju lokasi tujuan. Menurutnya, biaya sewa kendaraan untuk ternak rata-rata lebih mahal 15-20 persen dari biaya angkut jenis armada yang sama dengan beda isi.
Jabodetabek dan Bandung selama ini memang menjadi pasar daging ternak, terutama sapi, yang paling besar di Indonesia. Selain dari Jawa, pasokan terbesar untuk ibu kota dan sekitarnya didapat dari Lampung dan NTB. Untuk distribusi dari luar Jawa, pengangkutan dengan kapal menjadi andalannya. Namun, setali tiga uang dengan jalur darat, angkutan ternak lewat laut sama tinggi risikonya selama berada di perjalanan.
Sebelumnya, Kementerian Perhubungan berencana membangun dua terminal khusus pengangkut sapi dan hewan ternak di Sumba dan Lampung. Pembangunan tersebut diharapkan mampu memperlancar arus distribusi hewan ternak yang selama ini masih bergantung penuh pada jalur darat.