Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Dituding Lecehkan Budaya Sunda, Begini Klarifikasi Ketua FPI

Rabu, 25 November 2015 – 18:24 WIB
Dituding Lecehkan Budaya Sunda, Begini Klarifikasi Ketua FPI - JPNN.COM
Habib Rizieq. Foto: JPNN

Saat banyak Ulama dan para Da’i mulai memprotes dan mengkritik peri laku “Syirik” Dedi, maka serta merta Dedi membuat Perbup (Peraturan Bupati) tentang larangan ceramah provokatif yang menentang kebijakannya.

Belakangan, Dedi mulai sering meninggalkan Salam Syariat Islam “Assalaamu ‘Alaikum” dan diganti dengan Salam Adat Sunda “Sampurasun”. Dimana saja dan kapan saja, Dedi terus mengkampanyekan aneka budaya “Syirik” nya yang dibungkus dengan nama “Adat” dan “Budaya”, serta dikemas dengan salam santun masyarakat Sunda “Sampurasun”.

Bahkan Dedi dalam salah satu bukunya yang berjudul SPIRIT BUDAYA menyebut bahwa Islam adalah BUDAYA. Padahal, Islam adalah Aqidah, Syariat dan Akhlaq yang bersumber dari WAHYU ALLAH SWT, sedang Budaya bersumber dari akal pemikiran dan perilaku manusia.

Pada halaman latar belakang buku tersebut tertulis : “Warga Baduy mengajarkan kepada kita untuk tidak melawan alam. Dalam pemahaman saya (Dedi Mulyadi, red) merekalah yang beragama dan yang bertuhan secara benar.”

Selanjutnya di halaman 16 tertulis : “Kebudayaan itu derajat manusia, persis seperti agama.” Lalu pada halaman 17 : “Saya sendiri menginginkan Sunda yang sesuai dengan wiwitan atau identitas awalnya, Sunda yang menyerahkan diri terhadap alam yang tidak mengenal simbolisasi penyembahan.”

Akhirnya, banyak kalangan pemuka masyarakat Islam Purwakarta menyebutkan bahwa Dedi bukan sedang memasyarakatkan “Sampurasun”, tapi sedang merusak umat Islam Purwakarta dengan “Campur Racun”.

Tentu kita setuju, bahwasanya Dedi Mulyadi memang bukan sedang memasyarakatkan kesantunan salam Sunda “Sampurasun”, tapi dia memang sedang merusak umat Islam Purwakarta dengan “Campur Racun”, yaitu meracuni aqidah umat dengan aneka perbuatan “Syirik”.

Karenanya, kami serukan jaga kesantunan ADAT “Sampurasun” dalam rawatan SYARIAT “Assalaamu ‘Alaikum”, sehingga ADAT dan SYARIAT tetap seiring sejalan.

BANDUNG – Ketua Umum Front Pembela Islam Habib Rizieq meyampaikan klarifikasi terkait tudingan yang menyebutkan dirinya melecehkan budaya Sunda.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News