Dividen Cashback
Dengan 'cashback' tiap musim panen itu petani sudah merasa mendapat dividen.
Karena itu di setiap RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) tidak ada permintaan bagi dividen. Belum pernah ada pembagian laba dalam bentuk deviden murni.
”Dividen tidak dibagi untuk terus menjadi laba ditahan. Uangnya untuk pengembangan perusahaan,” ujar Hanjar.
Itulah sebabnya modal dasar PT Pengayom yang awalnya hanya Rp 250 juta kini sudah menjadi Rp 5 miliar. Dengan omzet yang sudah di atas Rp 100 miliar.
Memang Hanjar sangat mengeluhkan soal pajak. ”Ini kan usaha tani. Masih awal dan kecil, tetapi kami harus membayar pajak yang besar,” ujar Hanjar.
Saya jawab: Itulah konsekuensi lembaga berbentuk PT. Apalagi kalau semua selisih harga tadi --yang jadi cashback tadi-- dimasukkan sebagai laba. Laba perusahaan menjadi terlihat besar. Tagihan pajaknya pun besar.
Mungkin, demi pengembangan usaha tani ini, Hanjar harus bisa mencari cara bagaimana agar cashback itu tidak dibukukan sebagai laba. Yang penting jangan menggelapkan pajak.
Namun biarlah Hanjar tidak usah dibantu. Tidak usah pula diberi nasihat. Biarlah ia kebentur-bentur seperti itu.