DJ tak Berbusana Menggoda: Boleh Pegang Mas
Karena berperan jadi orang kantoran, kami pun berdandan rapi jali. Kemeja lengan panjang yang dipadukan dengan celana berbahan kain atau chino plus sepatu formal menjadi seragam wajib. Rambut klimis berbalut pomade pun jadi pelengkap penampilan kami berlima.
Karena skenarionya adalah pesta kejutan, beberapa di antara kami berangkat duluan. Dua orang menyusul. Seorang berperan sebagai bos. Seorang lagi jadi teman yang pura-pura menjebak ke acara surprise tersebut.
Sedari sore, hari menjelang malam, salah seorang di antara kami sudah datang ke room itu untuk menyiapkan segala sesuatunya. Tentu, kue tar sudah dibawa. Apa jadinya ultah tanpa kue tar.
Tepat pukul 23.00, kami bertiga memberikan kode kepada dua rekan kami untuk naik. Lampu ruangan sudah dipadamkan total.
“Selamat ulang tahun,” teriak kami ketika mereka masuk. Terus, teman kami yang berakting jadi bos yang ultah pun berlagak kaget. “Waaaah, apa-apaan ini,” serunya.
Sebagaimana tradisi selebrasi ultah yang baik dan benar, ketika kue tar itu disodorkan, dia pun meniupnya, lalu membuat permohonan. Entah permohonan apa yang dipanjatkan. Kemudian, kami berlima duduk di sofa panjang di depan layar monitor 60 inci.
Sembari memanaskan suasana, musik-musik disko diputar kencang-kencang. Namun, DJ Juliet yang kami sewa untuk meramaikan malam itu belum tampil.
Dia bersembunyi di ruangan kecil di dekat toilet. Sementara itu, Michael beraksi sembari menjadi MC acara tersebut. Agar suasana pesta lebih terasa, kami pun mengundang beberapa cewek untuk bergabung.