Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Dokter Ilmuwan

Oleh Dahlan Iskan

Jumat, 04 September 2020 – 11:22 WIB
Dokter Ilmuwan - JPNN.COM
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Di acara reuni itu optimisme saya muncul. Terutama ketika melihat pertunjukan di panggung. Yang dilakukan oleh mereka yang sudah lebih dulu menjalani transplan hati.

”Benarkah yang main wushu itu pernah menjalani transplan hati?” tanya saya kepada petugas rumah sakit yang duduk dekat saya. Saya seperti tidak percaya mantan pasien transplan bisa main wushu seseru itu.

”Ia menjalani transplan lima tahun lalu,” ujar petugas rumah sakit tersebut.

Saya pun menjadi lebih optimistis lagi. Memang tidak akan bisa sampai main wushu sekelas itu, tetapi minimal bisa beraktivitas normal.

Orang yang duduk di sebelah saya juga kelihatan normal. ”Saya sudah sembilan tahun,” ujar orang Korea yang duduk di dekat saya itu.

Dorongan optimisme di acara reuni itulah yang membuat saya juga merasa menjadi orang ”normal”. Tidak disangka setahun setelah reuni itu saya sendiri justru menjadi sesuatu di Jakarta.

Bulan lalu adalah tahun ke-14 saya menjalani hidup baru. Memang saya belum bisa sampai main wushu, itu karena saya memang tidak bisa.

Tentu banyak juga dokter yang harus dimarahi seperti itu. Di sini dan di mana pun. Yakni, mereka yang berhenti menjadi ilmuwan. Berhenti berpikir. Berhenti melakukan penelitian.

Bulan lalu adalah tahun ke-14 saya menjalani hidup baru. Memang saya belum bisa sampai main wushu, itu karena saya memang tidak bisa.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close