Donald Wahyudi
Oleh Dahlan IskanSaya tahu dokter Purwati tekun sekali mendalami masalah sel. Termasuk bagaimana dia bisa memilih satu sel terbaik dari diri kita masing-masing.
Untuk kemudian dia ''ternakkan'' menjadi 200 juta sel –yang semua adalah sel yang sempurna. Lalu dimasukkan kembali ke tubuh kita. Itu untuk menggantikan sel-sel kita yang menua –baik karena umur maupun akibat proses pembelahan sel yang tidak sempurna.
Maka ketika saya membaca berita bahwa Unair menemukan obat cocktail untuk Covid-19, saya langsung menebak: pasti ada dokter Purwati di dalamnya. Baca juga: Obat Covid
Namun kok sulit dihubungi? Saya benar-benar jengkel.
Saya sudah biasa sangat kritis kepadanyi. Termasuk soal stem cell.
Hal-hal yang sepele pun saya tanyakan. Kali itu pun saya akan mempertanyakan banyak hal tentang penemuan obat cocktail-nyi itu, tetapi tidak berhasil.
Lalu keburu heboh. BPOM menganggap penemuan Unair itu belum memenuhi syarat sebuah penemuan.
Dokter Purwati kian sulit dihubungi. Juru bicara Unair pun diambil alih langsung oleh Rektor Unair sendiri, Prof Dr Mohammad Nasih, SE, MT, Ak, CMA. Saya enggan mewawancarai rektor. Yang ahli keuangan itu.