Dor! Kena Peluru Nyasar, Berdarah-darah, Masih Sanggup Berjalan 1,6 Km
Hal ini juga ditegaskan Kepala Desa Baturetno, Mufid saat ditemui di kamar jenazah RSSA Malang, bahwa korban tidak meninggal di lokasi kejadian.
Tapi Buawi, usai terkena peluru sempat berjalan. Bahkan, almarhum menurut Mufid juga sempat ketemu dengan keluarganya, agar cepat dibawa ke rumah sakit.
”Setelah kejadian, korban sempat jalan kaki, lalu ketemu sepupunya. Dia minta tolong agar cepat dibawa ke dokter. Tidak lama kemudian pingsan,’’ kata Mufid.
Warga lain yang melihat korban pingsan pun langsung membawanya ke rumah Mufid. Dan saat itu kondisinya bernapas.
”Begitu naik mobil, dan akan kami bawa ke rumah sakit, Pak Buawi meninggal dunia,’’ katanya.
Mufid juga membenarkan, jika lokasi tempat korban tertembak merupakan areal militer. Dan saat ada latihan menembak, areal ini wajib steril. ”Nah ya itu kami sendiri belum tahu kok pak Buawi masih di TKP saat ada anggota latihan,’’ urainya.
Kata Mufid banyak warganya yang menjadi petani penggarap lahan di tanah milik TNI AU. “Selanjutnya saya mengimbau kepada petani penggarap lahan supaya lebih berhati-hati lagi. Apabila sudah diperingatkan untuk mengosongkan areal lahan pertanian di dekat lapangan tembak, harus segera dikosongkan,” tuturnya.
Dia mengatakan, korban memang memiliki keterbelakangan mental. Sehingga, saat dikeluarkan peringatan terjadi latihan menembak itu, korban tidak memahaminya.