Dor! Si Cantik Anggota Parlemen Ditembak dari Jarak Dekat
”Kejadian ini berlangsung sekitar 15–20 menit,” ujar Abdallah. Tidak cukup di situ, Cox juga ditusuk dengan menggunakan pisau. Pelaku diketahui meneriakkan kalimat Britain First sebelum menembak Cox. Mair akhirnya bisa dilumpuhkan dan ditahan. Hingga detik ini, motif pelaku belum diketahui. Polisi masih menyelidiki hal itu.
Kelompok ultranasionalis Britain First mengeluarkan pernyataan bahwa mereka tidak terlibat dalam pembunuhan tersebut dan tidak mengenal Mair. Berdasar penyelidikan sementara, Mair ditengarai menggandrungi organisasi neo-Nazi.
Dia diketahui membeli buku terkait neo-Nazi dan membuat senjata serta bahan peledak. Senjata yang digunakan untuk merenggut nyawa Cox dirakit sendiri. Berbeda dengan AS, aturan kepemilikan senjata di Inggris sangat ketat. Selain itu, serangan terhadap figur publik sangat jarang terjadi.
”Dia memiliki sejarah sakit mental, tapi telah mendapatkan pengobatan. Kakak saya bukan orang yang kasar dan tidak begitu tertarik dengan politik,” ujar adik pelaku, Scott Mair.
Serangan terhadap Cox itu membuat pengamanan terhadap legislator dipertanyakan. Di area gedung parlemen di Westminister, mereka dijaga cukup ketat. Polisi bersenjata berpatroli di pintu masuk, koridor, dan hall.
Namun, ketika berkunjung kepada konstituen maupun distrik pemilihannya, para legislator tersebut tidak dijaga.
Anggota parlemen kerap menerima perlakuan kasar di media sosial. Cox pernah mengajukan laporan ke polisi setelah menerima semacam ancaman. Seorang pria sempat ditahan sebelum akhirnya dibebaskan.
Pasca penembakan Cox kali ini, parlemen mengeluarkan saran penjagaan keamanan bagi anggotanya. Mereka diminta untuk menghubungi polisi jika ada yang dikhawatirkan terkait keselamatan mereka.