Dorong Industri Tekstil Investasi Sektor Hulu
jpnn.com - JAKARTA – Menteri Perindustrian Saleh Husin terus mendorong agar industri tekstil dan produk tekstil (TPT) berinvestasi ke sektor hulu. Hal ini dianggap penting guna mendongkrak produksi bahan baku supaya bisa mengurangi impor. Sebab, Indonesia memiliki banyak sumber daya alam (SDA) yang bisa diolah.
’’Pada dasarnya, kami punya sumber daya alam yang melimpah untuk diolah. Misalnya, bahan baku untuk industri garmen berupa rayon diolah dari pulp yang berasal dari hutan tanaman industri eucalyptus yang banyak di Indonesia,’’ ujar Menteri Perindustrian Saleh Husin kemarin (24/1).
Karena itu, dia mendorong industri tekstil dan produk tekstil (TPT) agar tidak hanya memproduksi pakaian jadi, tetapi juga berekspansi ke hulu untuk menghasilkan bahan baku.
’’Langkah ini untuk mengurangi ketergantungan dari produk luar negeri atau substitusi impor,’’ katanya.
Menurut Saleh, pelaku usaha industri TPT yang banyak memproduksi garmen telah memiliki modal dan jaringan usaha yang kuat untuk mengoperasikan industri hulu. ’’Selain dana yang kuat, perusahaan garmen juga punya passion. Buktinya, ada yang sudah agresif masuk ke hulu,’’ tuturnya.
Misalnya, yang dilakukan PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) dengan proyek pembangunan pabrik rayon di Sukoharjo, Jawa Tengah, oleh anak perusahaannya, PT Rayon Utama Makmur. ’’Harus kami hargai dengan membantu dan mengawal investasi mereka agar lekas terealisasi,’’ tegasnya.
Kini Sritex membangun pabrik rayon yang nantinya menghasilkan benang. Fasilitas produksi terdiri atas dua line dengan total kapasitas 80 ribu ton per tahun.
’’Saat ini progres pabrik rayon mencapai 85 persen. Pabrik tersebut ditargetkan mulai berproduksi pada Juli–Agustus mendatang,’’ jelas Presiden Direktur Sritex Iwan Setiawan Lukminto.