Dorong Sineas Indonesia Perbanyak Film Bertema Pancasila
“Oleh karena itu kita perlu film yang mengangkat tema Pancasila untuk kontra narasi radikalisme dan sebagainya,” ujar politikus PDI Perjuangan ini.
Sedangkan Ahmad Yani Basuki mengakui film-film berkualitas bertema Pancasila dan kebinekaan masih sangat minim. Pensiunan TNI itu pun mengharapkan sineas-sineas tanah air tergugah untuk membuat film bertema Pancasila sebagaimana sudah dilakukan Lola dengan LIMA.
“Film-film ini perlu diperbanyak dan harus cukup intens, dengan sudut pandang masing-masing,” kata Basuki.
Namun terkait permintaan agar LSF menurunkan batas lulus sensor bagi film LIMA, Yani menegaskan bahwa ada mekanisme baku yang mengatur hal itu. Menurutnya, ada hal-hal di film LIMA yang membuat LSF hanya bisa mengeluarkan lolos sensor bagi penonton 17 tahun ke atas.
“Karena itu ada sensivitasnya, biarlah menjadi konsumsi internal LSF dan pemilik film. Agar semua terjaga dengan baik, karena ini juga film yang baik,” kata Basuki.
Film LIMA akan tayang di bioskop, Kamis (31/5). Premier film LIMA itu juga untuk menyambut Hari Lahir Pancasila yang diperingati setiap 1 Juni.
Sedangkan Lola mengatakan, banyak kalangan pendidikan yang menginginkan film LIMA bisa ditonton anak usia 13 tahun ke atas. Namun, dia mengaku lapang dada dengan sikap kukuh LSF.
"Saya lapang dada, tapi beberapa ibu-ibu, kepala sekolah, dan guru-guru yang merasa anak muridnya wajib nonton itu, protes dan bilang ke saya untuk berjuang. Lho, saya sudah membuat filmnya dan memang saya membuatnya juga untuk 13 plus tapi ya pada kenyataannya dapat 17 plus. Saya enggak bisa berbuat apa-apa,” paparnya.(ded/jpg/jpnn)