Dosen Dituntut Mampu Menulis untuk Jurnal
“Jadi, ya memang harus mulai menulis,” kata Widodo.
Dalam acara yang dipandu Ketua LPPM ATVI, Dr. Ratih Damayanti ini, Widodo mengingatkan, jangan memaksakan diri menggunakan metode yang tidak kuasai, pilih kualitatif atau kuantitatif.
Bagi yang suka angka, ya pilih kuantitatif. Rumpun ilmu sosial cenderung kualitatif. Jadi, harus menyadari kita berada di rumpun ilmu yang mana.
Namun, kata dia, bisa jadi rumpun ilmu sosial didesain dengan metode kuantitatif. Misalnya, kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) atau kasus-kasus hukum lainnya.
“Jika ini bisa, sangat baik,” kata Widodo yang sudah menulis enam buku di antaranya, Metodologi Penelitian Populer & Praktis – yang cetak ulang tiap tahun sejak 2017.
Acara Teras LPPM ATVI berlangsung setiap dua minggu dengan menghadirkan narasumber dosen-dosen ATVI dan juga selingan dosen dari perguruan tinggi lain.
Acara ini merupakan kolaborasi antara LPPM ATVI dengan TBM Bukit Duri Bercerita, Mastepedia dan didukung oleh dua penerbit, Prenada Jakarta dan Matapadi Yogya. Dua penanya yang dinilai cukup baik akan mendapat hadian buku dari penerbit.
Lebh lanjut Widodo mengatakan peradaban yang terus berubah dengan cepat yang didorong oleh perkembangan teknologi informasi yang sangat masif dengan anak kandungnya sosial media memerlukan respons cepat dari kalangan perguruan tinggi dalam bentuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek).