DPD Dianggap Gagal jadi Corong Daerah
Sabtu, 15 Agustus 2009 – 20:48 WIB
Selain dinominasi oleh para birokrat, Sebastian juga mengaku kecewa dengan kehadiran anggota DPD yang berasal dari kalangan tokoh masyarakat di daerah yang kental dengan perilaku feodalisme, yang dalam kesehariannya minta dilayani dan malas dalam berargumentasi. "Mereka lupa bahwa saat ini para pimpinan dan anggota DPD itu berada di sebuah lembaga politik publik, yang kehadirannya di DPD diberi mandat oleh rakyat melalui proses pemilu langsung satu kali dalam lima tahun," kata Sebastian.
Dengan memahami latar belakang mayoritas dari pimpinan dan anggota DPD itu, lanjut Sebastian, sebetulnya masyarakat tidak perlu kecewa, sebab secara kelembagaan DPD itu sendiri memang belum melakukan apa-apa untuk kepentingan daerah yang ia wakili. "Yang terjadi lima tahun belakangan ini, hanya sebatas kegiatan individu pimpinan dan anggota DPD dengan masyarakat di daerahnya masing-masing. Dalam konteks kelembagaan memang belum pernah terjadi hal-hal yang signifikan untuk kepentingan daerah," lanjutnya.