DPR: Itu Teguran Halus Presiden Buat Kalimantan Barat
jpnn.com, BENGKAYANG - Presiden Joko Widodo secara diam-diam mengutus tim ke Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat (Kalbar), mengecek adanya permintaan tas dari anak-anak sekolah dasar (SD) di wilayah yang berbatasan langsung dengan Serikin, Kuching, Sarawak, Malaysia Timur itu.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) daerah pemilihan Kalbar Syarif Abdullah Alkadrie mengapresiasi kepedulian presiden. Sekretaris Fraksi Partai Nasional Demokrat (Nasdem) di DPR ini memuji presiden yang tanggap akan persoalan yang terjadi di perbatasan di Kalbar, termasuk di bidang pendidikan.
“Pertama, tentu saya memberi apresiasi presiden yang langsung tanggap terhadap persoalan itu,” kata Abdullah menjawab JPNN.com, Minggu (9/4).
Hanya saja, dia mengatakan, seharusnya ini bukan cuma urusan pemerintah pusat. Dia mengatakan, pemerintah daerah (pemda) seharusnya lebih responsif dan peka terhadap persoalan yang terjadi di wilayahnya. Karenanya dia menilai langkah tanggap dan respons cepat presiden juga merupakan sebuah teguran kepada pemda. “Ini teguran diam-diam, teguran secara halus dari presiden kepada pemerintah daerah (Kalbar),” tegas Abdullah.
Sebab, kata Abdullah, bisa dibayangkan bagaimana presiden bisa sampai menurunkan tim khusus untuk mengurus masalah yang terjadi di masyarakat Kalbar itu. “Berarti presiden sudah gerah melihat persoalan ini terjadi. Bagaimana kepedulian pemda terhadap masyarakat terutama di perbatasan, apalagi ini berkaitan dengan pendidikan,” ujar mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalbar ini.
Nah, kata dia, tentunya presiden melihat masih banyak terjadi persoalan di perbatasan yang memang harus dibenahi. Terlebih lagi, kata dia, daerah Indonesia terutama di Kalbar yang berbatasan dengan Malaysia jauh tertinggal dari wilayah tetangga tersebut. Tidak hanya di bidang pendidikan, tapi juga infrastruktur dan lain-lain juga tertinggal. “Ini tentu merupakan persoalan yang harus menjadi prioritas,” katanya.
Menurut dia, pendidikan hanya salah satu penampakan masalah kepada khalayak bahwa kondisi di perbatasan tidak segembira yang dirasakan saudara-saudaranya lain di tempat lain. “Daerah kita (perbatasan Indonesia di Kalbar) yang berbatasan dengan Indonesia kondisinya jauh tertinggal dengan tetangga. Mereka lebih maju, kita jauh tertinggal,” kata Syarif.
Lebih lanjut Syarif berharap, di masa yang akan datang presiden juga tetap selektif. Sebab, dia yakin masih banyak daerah lain di perbatasan yang punya persoalan seperti ini. Tidak hanya di Kalbar. Namun, juga di beberapa wilayah lain di Indonesia. Pemda harus lebih berperan.