Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Drone Black Eagle Buatan Anak Bangsa Diklaim Mampu Awasi Kedaulatan NKRI

Senin, 30 Desember 2019 – 18:06 WIB
Drone Black Eagle Buatan Anak Bangsa Diklaim Mampu Awasi Kedaulatan NKRI - JPNN.COM
Drone Black Eagle buatan anak bangsa. Foto: BKKP Kemenristek

jpnn.com, JAKARTA - Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza, mengatakan pesawat udara tanpa awak (PUNA) jenis Medium Altitude Long Endurance (MALE), yang mampu terbang terus menerus selama 24 jam sangat diperlukan untuk membantu menjaga kedaulatan NKRI dari udara.

Pesawat tanpa awak ini sangat efisien dan mengurangi kehilangan jiwa.

"Kebutuhan pengawasan dari udara yang efisien terus bertambah seiring dengan meningkatnya ancaman daerah perbatasan, terorisme, penyelundupan, pembajakan, serta pencurian sumber daya alam seperti  illegal logging' dan ilegal fishing," kata Riza di Jakarta, Senin (30/12).

Inisiasi pengembangan PUNA MALE telah dimulai oleh Balitbang Kemhan sejak 2015 dengan melibatkan TNI, Dirjen Pothan Kemhan, BPPT, ITB, dan PT Dirgantara Indonesia. Di mana disepakatinya rancangan kebutuhan dan tujuan (DR&O) yang akan dioperasikan oleh TNI khususnya TNI AU. 

Proses perancangan dimulai dengan kegiatan 'preliminary design, basic design' dengan pembuatan dua kali model terowongan angin dan hasil ujinya di tahun 2016 dan 2018 di BPPT. Sedangkan pembuatan 'engineering document and drawing' tahun 2017, dengan anggaran dari Balitbang Kemhan dan BPPT. 

Pada 2017 telah terbentuk perjanjian bersama berupa Konsorsium Pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA MALE) dengan anggota yang terdiri dari Kementerian Pertahanan RI yaitu Ditjen Pothan dan Balitbang, BPPT, TNI AU (Dislitbangau), Institut Teknologi Bandung/ITB (FTMD), BUMN yaitu PT Dirgantara Indonesia dan PT Len Industri.

Pada tahun 2019 Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) masuk sebagai anggota konsorsium tersebut.

Tahun 2019 dimulai tahap 'manufacturing' yang diawali proses 'design structure', perhitungan 'Finite Element Method', pembuatan gambar 3D, dan detail drawing 2D yang dikerjakan oleh engineers BPPT dan disupervisi oleh PT Dirgantara Indonesia. Kemudian dilanjutkan dengan proses pembuatan 'tooling, molding', cetakan dan selanjutnya fabrikasi dengan proses pre-preg dengan autoclave.

Kepala BPPT Hammam Riza, mengatakan drone jenis Medium Altitude Long Endurance bernama Black Eagle, buatan anak bangsa diklaim mampu terbang non-stop 24 jam.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News