Drone Rajawali Milik TNI Ini Mampu Terbang di Ketinggian 10.000 Kaki
jpnn.com, BATAM - Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar) Laksamana Muda TNI Aan Kurnia tengah menjajaki rencana pembelian drone intai buatan Austria untuk membantu pengamanan di perairan Indonesia.
Untuk melihat performa Drone Rajawali S-100 buatan PT Schiebel Elektronische Gerate Gmbh, Austria tersebut, Pangarmabar beserta para pejabat teras di jajaran Koarmabar menyaksikan uji coba dari atas KRI Sultan Hasanudin-366 di perairan Batam, Kepri, Sabtu (20/5).
Drone Rajawali S-100 ini didukung sistem yang memiliki high-performance dan merupakan perangkat yang mudah dibawa untuk operasi laut maupun darat.
Drone ini mampu diaplikasikan sebagai alat intai jarak jauh, operasi di pesisir pantai, dukungan misi, perlindungan convoy, pengawasan multi sensor, anti penyelundupan, keamanan perbatasan, SAR dan pengawasan multi sensor.
Spesifikasi terbang yang dimiliki drone ini meliputi kecepatan terbang maksimum 130 knot (240 km/jam), kecepatan laju 100 knot (185 km/jam), kecepatan operasi 55 knot (100 km/jam). Memiliki daya tahan terbang lebih dari 6 jam dengan payload 25 kg dan kemampuan ketinggian jelajah 18.000 ft (5500m).
Drone ini dilengkapi dengan Layar Mission Control yang dapat memberikan informasi video real time dari kamera pilot termasuk display data penerbangan seperti pada umumnya di pesawat modern.
"Dengan tampilan multi fungsi pada layar control tersebut mampu memberikan informasi dan peringatan tentang sistem yang ada di pesawat dan di darat," ujar Laksamana Muda TNI, Aan Kurnia kepada Batam Pos (Jawa Pos Group), Sabtu (20/5).
Ann Kurnia juga melepas Latihan Siaga Tempur Laut Koarmabar tahun 2017 di Pelabuhan Batuampar, Batam. Dan Aan Kurnia juga yang akan menutup Latihan Siaga Tempur Laut Koarmabar tahun 2017 di Tanjung Uban, Kepulauan Riau pada Senin (22/5).