Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Dua Jam Jalan Kaki atau Tinggal di Pondokan Darurat

Sabtu, 26 September 2009 – 10:00 WIB
Dua Jam Jalan Kaki atau Tinggal di Pondokan Darurat - JPNN.COM
 

Pondokan itu biasanya menumpang di tanah seorang keluarga yang berada di dekat sekolah. Para orang tua terlebih dahulu meminta izin kepada pemilik tanah untuk mendirikan pondokan. Pemilik tanah yang nanti mencarikan lokasi untuk dibangun pondokan. "Biasanya langsung diizinkan. Jarang ada yang menolak," katanya.

 

Jangan membayangkan pondokan itu layaknya tempat kos mahasiswa atau karyawan. Bangunan itu darurat dan hanya berbentuk gubuk sederhana. Biasanya terbuat dari kayu. Bangunannya pun jauh dari ideal. Hanya berbentuk persegi dengan ukuran sekitar 5 meter x 4 meter. Lantainya pun dari tanah. "Setelah mendapatkan izin, yang membangun juga orang tua masing-masing," terangnya

 

Kondisi di dalam pondok juga jauh dari standar kesehatan. Lembab akibat tanah yang basah. Dindingnya tak terawat, penuh coretan di sana sini. Pondok kecil itu biasanya hanya dibagi dua ruangan. Satu untuk ruang tamu dan satu lagi ruang tidur. "Memang jauh dari ideal. Namun, itulah yang bisa diusahakan para orang tua," kata Arsenius.

 

Lantas, bagaimana para siswa itu hidup" Menurut Arsenius, meski baru menginjak SMP, anak pondokan harus belajar dewasa. Setiap beberapa pekan orang tua mereka mengirimkan bahan makanan. Bahan makanan itu rata-rata adalah kebutuhan pokok di Mentawai. Misalnya, keladi, pisang, dan beras. "Paling cepat seminggu sekali diantar. Anak-anak nanti tinggal ambil ke pelabuhan," tuturnya.

Fasilitas pendidikan di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, masih jauh dari layak. Murid-murid yang ingin melanjutkan ke SMP harus rela berpisah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close