Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Dua Kali Berlebaran di Tengah Penguncian, Warga Malaysia Mulai Hilang Kesabaran

Rabu, 12 Mei 2021 – 21:39 WIB
Dua Kali Berlebaran di Tengah Penguncian, Warga Malaysia Mulai Hilang Kesabaran - JPNN.COM
Tentara berjaga di jalanan Kuala Lumpur saat wabah COVID-19 merebak di Malaysia. Foto: Antara/Reuters

jpnn.com, KUALA LUMPUR - Mohd Rezuan Othman biasanya akan bepergian dari Kuala Lumpur ke kota kelahirannya di bagian selatan Malaysia untuk merayakan Idul Fitri bersama keluarga, namun penguncian nasional baru-baru ini terkait COVID-19 telah memadamkan rencananya untuk tahun kedua berturut-turut.

Di bawah kebijakan yang diumumkan pada Senin (10/5), beberapa hari sebelum hari raya Idul Fitri, Mohd Rezuan dan jutaan warga lainnya diminta untuk tak bertemu dengan orang-orang tersayang dalam perayaan tahunan itu karena adanya pembatasan perjalanan.

“Saya belum pulang ke kampung halaman untuk Raya selama hampir dua tahun, dan selama masa itu saya belum bertemu dengan orang tua saya,” kata juru masak berusia 40 tahun itu, dengan menggunakan bahasa Malaysia untuk Idulfitri.

Malaysia merupakan salah satu negara pertama di Asia Tenggara yang memberlakukan penguncian ketat untuk mengontrol pandemi. Pada tahun 2020, negara tersebut telah menderita pemerosotan ekonomi terburuk sejak Krisis Finansial Asia pada akhir 1990an.

Lonjakan jumlah kasus yang dimulai pada akhir tahun lalu mendorong pemerintah untuk memberlakukan status darurat pada bulan Januari, dan Perdana Menteri Muhyiddin Yassin pada Senin mendeklarasikan penguncian skala nasional selama satu bulan untuk menghadapi lonjakan baru yang lagi-lagi muncul.

Jumlah kasis Malaysia melampaui angka 444.000 dengan 1.700 kematian pada Senin (10/5), laju infeksi tertinggi ketiga di kawasan setelah Indonesia dan Filipina.

Beberapa orang, seperti Rusyan Sopian, meyakini bahwa pembatasan perjalanan merupakan langkah yang masuk akal mengingat otoritas kesehatan telah mengatakan bahwa lonjakan itu mungkin terkait dengan penyebaran varian yang lebih mudah menular.

“Jika (kebijakan) dapat membantu menahan virus, maka saya menerimanya,” ujar penulis berusia 38 tahun itu.

Malaysia merupakan salah satu negara pertama di Asia Tenggara yang memberlakukan penguncian ketat untuk mengontrol pandemi COVID-19

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News