Dua Kapal Tabrakan di Selat Singapura, Lima ABK Hilang
Personil dari Badan Keamanan Laut (Bakamla) yang datang dengan KN Belut Laut 4806 misalkan, sepanjang hari kemarin, melakukan patroli keliling periaran Indonesia di sekitar lokasi kecelakaan itu.
Mereka memastikan seberapa parah tumpahan minyak yang menyebar hingga ke wilayah periaran Batam ataupun Kepri.
"Kedua kapal sudah dievakuasi ke Singapura. Penanganan wewenang Singapura. Sekarang kita mencari para korban yang hilang, mana tahu hanyut ke periaran Indonesia," ujar komandan KN Belut di Bakamla Mayor Laut (P) Hadi Syafruddin.
Untuk mengetahui dampak dari tabrakan kapal itu bagi periaran Indonesia, sambung Hadi, pihaknya bersama pihak Lingkungan Hidup, juga mengambil sampel air laut di periaran Indonesia untuk dicek.
"Kalau kejadian begini tentu ada dampaknya. Apalagi itu kapal tanker yang tabrak. Yang kita kuatirkan bukan saja minyak tapi juga bahan kimia berbahaya lain. Makanya ini harus diuji coba ke laboratorium untuk pastikan apakah tercemar atau tidak," tutur Hadi.
Terkait kecelakaan sendiri pihak Bakamla juga belum bisa memastikan, sebab kewenangan penyelidikan di pihak keamanan Singapura.
"Upaya kita adalah membantu untuk mengevakuasi kecelakaan itu, tapi semua sudah ditangani dengan baik oleh tim gabungan baik dari Singapura maupun dari Indonesia. Kalau penyelidikan lebih lanjut tentu kewenangan Singapura," ujar Hadi.
Sampai berita ini diketik tim gabungan masih terus bekerja di sekitar lokasi kejadian. Selain fokus mencari korban yang hilang, tim juga cermat mengamati tumpahan minyak yang akan mencemari periaran di sekitar lokasi kejadian. (eja)