Dua Perempuan Ini Hilang setelah Diperistri Anggota Gafatar
Dalam sehari mereka juga hanya makan satu piring nasi tidak kurang tidak lebih. “Sering lah saya tanyain, tapi dak pernah mau jawab. Tahun 2015 kemarin habis lebaran lah, anak saya izin mau pergi ke Kalimantan sama suaminya buka lahan.
Tapi dari semenjak pergi sampai sekarang, dak pernah lagi ada kabar. Nomor Hp nya gak aktif, suaminya juga pihak keluarga suaminya juga gak tahu pak,” ujar Poniati terisak saat meceritakan kisah anaknya.
Terpisah, Sunadi orang tua dari Mardiah yang juga merupakan korban terduga kelompok Gafatar lainnya menyebutkan bahwa anaknya (Mardia) dan menantunya juga menjadi korban Gafatar. "Anak saya itu bernama Mardiah (21) dan menantu saya, namanya Muhammad (32), mereka korban dari Gafatar itu mas," terang Sunadi.
Dikatakan Sunadi, dirinya yakin bahwa menantuya itulah yang mengajak anaknya gabung Gafatar. Dirinya mengenal menantunya memang hanya dua bulan saja karena waktu itu, Ahmad seperti sangat serius ingin menikahi anaknya.
Namun saat sudah menikah, anaknya yang tadinya memakai jilbab melepas jilbabnya serta jarang salat. Menantunya pun kerjaanya tidak jelas, pergi pagi pulang malam. "Mereka ikut gerakan itu tidak ada baik-baiknya mas, mana sekarang anak dan menantu saya sudah pergi,” terangnya.
Setelah kurang lebih satu tahun menikah, menantunya izin untuk pindah rumah karena ingin mandiri. Setelah pergi itulah anak dan menantunya hilang kabar dan tidak pernah lagi terdengar kabarnya.
"Dirinya pergi saat itu dengan alasan nyewa rumah di daerah beringin Kota Jambi, namun setelah satu hari mereka nyewa, setelah saya dapat kabar dari masyarakat sekitar, anak dan menantu saya ikut Gafatar, saya cek ke rumah mereka, ternyata mereka telah pergi entah kemana," tambahnya.
Sementara itu, Kapolsek Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi AKP Eko Budi Lestiono, membenarkan hal tersebut. Namun dikatakannya, terkait hilangnya mereka alasan bergabung dengan Gafatar masih belum bisa dipastikan.