Dua Pertiga Jurnalis Perempuan Alami Pelecehan
jpnn.com - NEWYORK--Lembaga International News Safety Institute (INSI) dan International Women's Media Foundation menemukan lebih dari dua pertiga pekerja media perempuan pernah mengalami kekerasan dan pelecehan saat bekerja. Demikian hasil survei terbaru atas para pekerja perempuan yang merintis karir sebagai jurnalis di media.
Menurut survei tersebut, separuh dari pekerja media perempuan yang disurvei pernah mengalami pelecehan seksual di tempat kerja atau di lapangan.
"Penelitian ini diadakan antara lain karena menyikapi serangan terhadap jurnalis berkebangsaan Amerika, Lara Logan, di Tahrir Square, Kairo, Mesir, di tengah gejolak Arab Spring pada tahun 2011," ujar Direktur INSI, Hannah Storm, seperti dilansir abc (3/12).
Serangan tersebut menyulut perdebatan perihal keselamatan koresponden asing perempuan serta peserta aksi perempuan di kota tersebut.
"Hampir dua pertiga dari jumlah jurnalis perempuan telah mengalami kekerasan dan pelecehan, dan itu angka yang cukup mengejutkan," jelas Storm.
Namun, di sisi lain, angka tersebut menyingkap apa yang telah diketahui sejak lama. Yang termasuk dalam pelecehan adalah intimidasi verbal atau fisik dan ancaman. Hampir 46 persen responden pernah mengalami pelecehan seksual di tempat kerja. Sebanyak 13 persen mengaku pernah mengalami kekerasan seksual.
Hasil penelitian, hampir 60 persen pelecehan seksual terjadi di kantor, sementara 49 persen terjadi di lapangan. "Jenis kejadian pelecehan tersebut membuat wartawan, wartawan foto dan pekerja media perempuan lainnya enggan melapor," tegasnya.
"Alasan lain para perempuan tidak melapor adalah, bila tidak terjadi di kantor, pelaku utama lainnya adalah pejabat pemerintah, pihak berwenang, polisi. Jadi, kalau dilaporkan kemungkinan besar tak akan ada hukuman, karena yang melakukan kejahatan ini justru pihak tempat anda melapor," geramnya.