Dua Tahun Jokowi-JK, Inilah Catatan Papa Novanto
jpnn.com - JAKARTA – Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto memiliki catatan tersendiri pada dua tahun pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK). Dalam catatan Novanto, kebijakan poros maritim masih belum terasa karena para nelayan penangkap ikan maalah merasa semakin menderita.
Catatan itu disampaikan Novanto di sela-sela ziarah di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta, Kamis (20/10). Setnov -sapaan akrabnya- menuturkan, beberapa waktu dirinya bersama istri dan sejumlah pengurus DPP Golkar menghadiri Festival Pesona Meti Kei di Pantai Pasir Panjang, Maluku.
Dalam kesempatan itu Setnov bertemu dengan nelayan yang menyampaikan aspirasi mereka yang keberatan dengan kebijakan pemerintah soal moratorium izin bagi kapal penangkap ikan di atas 30 gross tonage (GT). Kebijakan itu telah mengurangi pendapatan nelayan setempat.
”Mereka curhat banyak kapal yang menganggur. Akibatnya, produksi ikan yang biasa mencapai 1,5 juta ton per tahun, kini hanya 500 ribu ton per tahun,” kata Novanto.
Bekas ketua DPR yang lengser dari jabatannya karena kasus Papa Minta Saham itu menambahkan, Maluku selama ini dikenal sebagai eksportir ikan. Negara seperti Amerika Serikat juga membutuhkan impor ikan dari Maluku.
Dengan merosotnya perolehan ikan itu, otomatis nilai ekspor Maluku ke AS juga ikut terjun. ”Saya berjanji akan berbicara langsung kepada pihak-pihak terkait terutama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman RI. Ini tidak lepas dari tugas kita mengawasi bersama agar pemerintah bisa menjalankan tugas dengan baik,” kata Novanto.
Di bidang ekonomi, Novanto mencatat adanya pasang surut perekonomian selama dua tahun pemerintahan Jokowi-JK. Di awal pemerintahan Jokowi-JK, perekonomian mengalami masa sulit akibat turunnya pemasukan negara, ditambah dengan nilai tukar rupiah yang anjlok.
Pada tahun kedua pemerintahan Jokowi-JK, situasinya hampir sama. Namun, pemerintah mampu memperbaikinya dengan menguatkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (USD).