Dulu Office Boy, Kini Ubah Limbah Pelepah jadi Rupiah
Masa-masa sulit itu juga dibenarkan Ismawati yang ikut menemani Hakim dari nol.
Dengan penuh bangga, perempuan kelahiran Serang 42 tahun silam ini merasa bahagia memiliki suami yang pantang menyerah.
“Kalau pertamanya ya pahit, tapi sekarang mah senang saja,” katanya sambil mengayunkan si bungsunya yang baru berusia satu tahun di pangkuannya.
Lantaran tak punya banyak modal, Ismawati menceritakan perjuangan suaminya yang sempat menggunakan lem perekat dari nasi dan tepung aci yang diolah sendiri. “Bahannya saja mengandalkan dari kebun,” katanya tersenyum.
Setelah mulai ada keuntungan, perlahan Hakim memperbaiki kualitas kerajinannya. Awalnya, yang hanya dikerjakan seadanya, ia terus memperbaiki.
Bahkan menambah ornamen-ornamen pemanis dan memberi pengilat menggunakan pernis.
“Kalau sekarang ya harus buat dengan sebaik mungkin. Karena kalau pembeli senang, kita ikut senang,” kata Ismawati.
Sembari menyuguhkan kopi hitam tanpa gula, penuh antusias Hakim menyambut cerita pengalaman yang dituturkan istrinya.