Dulu, Toni Keluar Semua Lari. Sekarang, Toni Datang Semua Memanggil
jpnn.com - Videografer Harwan Panuju mengangkat seorang penderita skizofrenia di sekitar tempat tinggalnya menjadi seorang bintang serial video di media sosial. Orang itu pun kini bisa diterima dan hidup berdampingan di tengah masyarakat.
GUNAWAN SUTANTO, Jogjakarta
Mendengar nama Harwan Panuju mungkin orang tidak banyak kenal sosoknya. Namun, begitu menyebutkan Toni Blank, "penduduk" media sosial pasti tidak asing lagi. Ya, Toni Blank merupakan seorang penderita skizofrenia yang begitu menghibur lewat serial video berjudul Toni Blank Show (TBS). Serial itu begitu populer di Youtube dan Facebook.
Video yang kini telah terunggah 39 episode itu merupakan salah satu karya Harwan. Pria yang akrab disapa Aconk itu merupakan sutradara di rumah produksi X-Code Jogjakarta. Di tangan Harwan itulah kehidupan Toni berubah. Dari yang awalnya hanya hidup sebatang kara di panti sosial, dijauhi, dan bahkan ditakuti sebagai orang yang "kurang waras", kini malah menjadi seperti seorang idola.
Setelah menjadi bintang di TBS itu, Toni kini memang bisa diterima di tengah-tengah masyarakat. Namun, penyakitnya sendiri belum sembuh. "Dulu orang-orang pada takut kalau Mas Toni keluar panti. Tapi, kini beda lagi, para tetangga memanggil-manggilnya," terang Harwan yang ditemui koran ini Minggu (4/10) sore di Studio X-Code di kawasan Brontokusuman, Mergangsan, Jogjakarta.
Harwan telah empat tahun tinggal dan merawat Toni. Pria yang tidak jelas asal-usulnya itu "diadopsi" dari panti sosial yang bersebelahan dengan Studio X-Code. Selama kurun waktu itulah Harwan mengajarkan banyak hal kepada Toni, termasuk menjadi seorang yang bisa tampil di depan kamera.
Pertemuan Harwan dengan Toni sebenarnya hanya kebetulan. "Awalnya saya ingin membuat dokumentasi tentang kerja para perawat di panti sosial itu," katanya sambil menunjukkan Panti Sosial Karanganyar milik Pemprov Jogjakarta yang letaknya persis di samping Studio X-Code.
Nah, ketika mulai riset kegiatan perawat di panti tersebut, Harwan bertemu Toni. "Pas ketemu itu, dia menyapa dan bertanya pada saya dengan bahasa Inggris. Dari situ saya balik berpikir untuk mendokumentasikannya," terang pria kelahiran 11 November itu.