Edward E. Masters, Diplomat AS
Tetap Cinta meski Trauma Akibat Bom MarriottKamis, 19 Maret 2009 – 06:17 WIB
Masters tak pernah membayangkan kalau karirnya akan banyak terkait dengan Indonesia. Bahkan, saat mendapat tugas menjadi penasihat politik di Kedutaan Besar AS di Jakarta, Masters menganggapnya sebagai kesalahan. Sebab, saat itu dia sangat berharap mendapat pos di Eropa.
Saat tiba di Jakarta pada 1 September 1964 atau tepat setahun sebelum peristiwa pembunuhan para jenderal itu, Masters mengakui Indonesia sedang mengalami krisis ekonomi yang berat. Selama empat tahun bertugas di Indonesia (pada 1968 dia ditarik kembali ke Amerika menjadi direktur Indonesia Affairs di Departemen Luar Negeri), Masters ikut menjadi "saksi" dari perubahan besar di tanah air. Bahkan, kata dia, ingatannya terhadap masa-masa pergantian kekuasaan Soekarno itu masih melekat hingga kini.
"Saya ingat benar pagi-pagi saat terjadi Gestapu. Saat itu saya berada di Kedutaan AS di Jalan Diponegoro 4. Pasukan militer bahkan sudah berada di depan kedutaan," kenangnya.