Efek Jokowi tak Besar Bukti Ditinggal Pendukung
jpnn.com - JAKARTA - Efek Jokowi ternyata tidak sebesar yang diperkirakan untuk mendongkrak perolehan suara PDI Perjuangan pada Pemilu Legislatif (Pileg) 2014. Berdasarkan sejumlah lembaga survei, target suara partai berlambang banteng bermoncong putih itu jauh dari yang diharapkan.
"Artinya hasil quick count yang ketat membuktikan bahwa ini murni merefleksikan hasil kerja pimpinan dan kader partai. Selain itu hasil ini mencerminkan kualitas organisasi ditambah dengan profil ketokohan dari para pimpinan partai dan caleg-calegnya," kata Arya Fernandes, ahli Statistik politik dari Charta Politika, Rabu (9/4).
Dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas), PDI Perjuangan menargetkan menang 27,05 persen. Tapi dalam pemungutan suara yang digelar Rabu (9/4), berbagai survei hanya menempatkan PDI Perjuangan meraih 19,13 persen. Butuh tambahan koalisi untuk mengusung calon presiden seperti yang disyaratkan harus minimal 20 persen suara sah nasional atau 25 persen perolehan kursi di DPR.
Dari hasil hitung cepat, Arya bisa menyimpulkan tiga hal. Pertama, pengalaman, kerja keras, dan soliditas partai menjadi faktor yang lebih menentukan dibandingkan figur capres.
Kedua, efek Jokowi tidak besar bahkan cenderung menurun karena justru banyak ditinggalkan oleh pendukungnya setelah menerima pencalonan sebagai Capres PDIP. Namun demikian, tanpa Jokowi sebagai capres, perolehan suara PDIP bisa jauh lebih kecil lagi.
Ketiga, semua Partai kembali ke basisnya pemilih tradisionalnya masing-masing karena rakyat sudah tidak percaya kepada pencitraan semata-mata.
Namun yang lebih menarik kata Arya adalah tiga Calon Presiden (Capres) terkemuka dari tiga partai terbesar hasil hitung cepat yaitu Jokowi, Aburizal Bakrie, dan Prabowo Subianto. Kata dia, dengan sendirinya ketiga capres ini terangkat reputasinya.
"Yang lain mengikuti sesuai prediksi masyarakat sebelumnya, kecuali Partai Demokrat yang terpuruk perolehan suaranya di bawah Gerindra dan bisa disusul PKB atau PKS," katanya.