Ekonom: Era Jokowi, Industri Syariah Berkembang Pesat
jpnn.com, JAKARTA - Industri Syariah dalam lima tahun belakang ini terus tumbuh. Namun, menurut Ekonom Syariah Muhamad Syakir Sula, ada kendala utama yang dihadapi industri asuransi syariah yakni permodalan dan sumber daya manusianya.
"Potensi industri syariah di Indonesia sangat besar tapi banyak yang terbentur di modal usaha. Selain itu banyak SDM yang belum memahami sistem syariah," ujar Syakir Sula dalam diskusi "Syariah untuk Semua" di Resto Seribu Rasa, Jakarta, Rabu (7/3).
Dia menyebutkan, pada era Presiden Joko Widodo, dukungan dari pemerintah cukup besar. Salah satunya dengan lahirnya Komite Nasional Keuangan Syariah ( KNKS) dengan ketuanya presiden langsung.
"Ini era baru, dengan dukungan dari pemerintah saya yakin industri ini akan tumbuh. Ini peluang besar untuk asuransi syariah" ujar Syakir Sula.
Dia menyampaikan saat ini Prudential menjadi salah satu top brand dalam industri asuransi syariah di Indonesia, jauh meningkat dibanding perintis industri syariah lainnya
"Beberapa tahun lalu, asuransi syariah belum diminati, penetrasi rendah. Tapi begitu Prudential masuk dalam industri asuransi syariah ini pertumbuhannya signifikan sampai 100 persen lebih" ungkapnya.
Walau begitu menurut, Syakir Sula pertumbuhan asuransi syariah masih belum menyamai asuransi konvensional. Dalah satu kendala asuransi syariah adalah adanya anggapan bahwa asuransi itu haram.
"Konsep asuransi syariah adalah bisnis, tolong menolong dan berbagi kebaikan. Banyak fatwa ulama terdahulu yang bisa menjadi referensi membolehkan asuransi syariah. Malaysia termasuk negara yang pertumbuhan Asuransi Syariahnya bisa kita contoh" ucap Syakir Sula.