Ekonomi Dunia Krisis, Indonesia Siaga
Kamis, 16 Agustus 2012 – 21:02 WIB
Faktor eksternal lainnya yang perlu diwaspadai adalah harga minyak mentah yang kian tidak pasti. Maret 2012 yang lalu, harga minyak mentah Indonesia (ICP) sempat melambung menyentuh angka rata-rata US$128 per barel. Namun, sejak bulan April 2012, harga ICP terus menurun hingga pada kisaran US$99 per barel pada bulan Juni 2012. Meskipun cenderung menurun, harga minyak dunia saat ini relatif masih tinggi, dan tetap berpotensi memberikan beban yang cukup berat bagi APBN.
Dengan kondisi di atas, Presiden SBY sangat optimis Indonesia bisa bertahan dan terhindar dari dampak krisis. Untuk itu ditetapkan asumsi Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2013, sekaligus sebagai basis perhitungan berbagai besaran RAPBN tahun 2013 adalah pertumbuhan ekonomi 6,8 persen; laju inflasi 4,9 persen; suku bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 3 bulan 5 persen; nilai tukar rupiah Rp9.300 per USD; harga minyak USD100 per barel; dan lifting minyak 900 ribu barel per hari.
"Selain keenam asumsi ekonomi makro tadi, mulai RAPBN tahun 2013, Pemerintah juga akan menggunakan lifting gas, sebagai salah satu basis perhitungan penerimaan negara yang berasal dari sumber daya alam selain minyak mentah. Lifting gas pada tahun 2013 mendatang kita asumsikan berada pada kisaran 1,36 juta barel setara minyak per hari," jelas SBY.(afz/jpnn)