Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Ekonomi Indonesia Disebut ‘Lampu Kuning’

Selasa, 23 Juli 2013 – 06:23 WIB
Ekonomi Indonesia Disebut ‘Lampu Kuning’ - JPNN.COM
JAKARTA - Kenaikan harga yang bertubi-tubi, membuat ekonomi mayoritas keluarga Indonesia memasuki ‘lampu kuning’. Tragedi ini juga terjadi pada ekonomi makro yang selama ini dibangga-banggakan. Jika tidak diambil langkah-langkah antisipasif yang tepat dan cepat, tidak mustahil ekonomi Indonesia akhirnya benar-benar memasuki ‘lampu merah’.

“Kenaikan harga yang bertubi-tubi pasca dinaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) dan kenaikan harga selama bulan puasa benar-benar memukul ekonomi rumah tangga sebagian besar rakyat Indonesia. Tambahan pula, beberapa indikator makro ekonomi semakin negatif. Jika tidak hati-hati, bisa meningkatkan ketidakstabilan ekonomi,” kata ekonom Rizal Ramli, di Jakarta, Senin (22/7).

Berdasarkan data yang ada lanjutnya, neraca pembayaran pada kuartal pertama 2013 mengalimi defisit sebesar US$6,6 miliar.  Transaksi berjalan juga mengalami defisit sebesar US$5,3 miliar. Sementara itu, neraca modal defisit sebesar US$1,4 miliar. APBN 2013 juga diperkirakan akan mengalami defisit yang lebih besar karena penerimaan pajak pada semester I-2013 tidak tercapai, baru sekitar 42 persen dari target. Sampai Juni 2013, penerimaan pajak baru Rp411,39 triliun. Dalam APBN-P 2013, target penerimaan negara dari pajak dipatok Rp995 triliun.

Menurut Capres paling reformis versi Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) itu, seharusnya pemerintah bisa mencegah Indonesia memasuki fase bahaya. Sejak belasan tahun silam, Indonesia selalu mencatat posisi positif untuk sejumlah indikator ekonomi makro. Pada 2007, misalnya, neraca perdagangan mengalami surplus US$39,6 miliar, surplus itu turun menjadi US$26 miliar pada 2011. Kemudian anjlok menjadi US$-1,6 milyar tahun 2012 dan diperkirakan akan anjlok jadi US$-5 milyar tahun 2013.

JAKARTA - Kenaikan harga yang bertubi-tubi, membuat ekonomi mayoritas keluarga Indonesia memasuki ‘lampu kuning’. Tragedi ini juga terjadi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close