Ekosistem Riset Berkembang Selama Pandemi Covid-19
Profesor Riset Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Dewi Fortuna Anwar menjelaskan, dalam ekosistem inovasi, hasil dari riset vaksin yang disebutkan oleh Bambang tersebut akan menghasilkan hilirisasi.
Fokusnya adalah bagaimana seluruh elemen ini bersinergi agar hasil penelitian bisa menjadi inovasi yang dipasarkan, digunakan, dan dengan demikian mendongkrak kemajuan dan daya saing bangsa.
“Dalam implementasinya, ekosistem pengetahuan maupun inovasi membutuhkan kapasitas negara untuk menggerakkan semua elemennya,” tambah Dewi.
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Tjahjo Kumolo menjelaskan, di internal ASN, selama pandemi ini tetap berusaha produktif dan inovatif untuk pempercepat proses layanan untuk melayani masyarakat.
“KemenPANRB saat ini juga ingin memasukkan indikator inovasi dalam penyusunan kebijakan kita untuk terbangunnya sinergitas bersama untuk menyatukan langkah dalam kerangka ekosistem pengetahuan dan inovasi menuju pencapaian kesejahteraan rakyat,” ujarnya.
Peneliti Senior Center for Innovation Policy and Governance (CIPG) Yanuar Nugroho menjelaskan, saat ini yang dibutuhkan oleh ekosistem riset dan inovasi adalah state capacity, yakni negara mengatur, hadir dan mengorkestrasi agar ekosistem ini berjalan dengan baik.
“Sebab, masih ada beberapa tantangan untuk dihadapi bukan hanya tantangan teknologi, melainkan yang lebih besar adalah tantangan sumber daya manusia,” ujar dia. (jos/jpnn)