Eks Kepala BIN: Tiga Persen TNI Terpapar Radikalisme, Bahaya!
jpnn.com, JAKARTA - Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono menyatakan, para personel TNI harus selalu ingat dengan Sumpah Prajurit tentang setia kepada NKRI dan Pancasila. Hendro menyampaikan hal itu guna menanggapi pernyataan Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu yang menyebut tiga persen dari jumlah TNI aktif sudah terpapar radikalisme.
“Karena itulah menurut saya kita mesti kembali dulu. Kalau kesasar jalan kita pulang dulu supaya kita bisa lihat lagi (Sumpah Prajurit TNI),” ujar Hendropriyono dalam silaturahmi purnawirawan TNI di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Jumat (21/6).
BACA JUGA: Waduh, Tiga Persen Prajurit TNI Terpapar Radikalisme
Guru besar ilmu intelijen itu mengharapkan para purnawirawan TNI tidak memelopori ajaran-ajaran yang bertentangan dengan Pancasila. Menurutnya, Pancasila lahir sebagai berdasar kesepakatan para pendiri bangsa.
“Kalau ada ideologi baru masuk Indonesia, kita enggak boleh ikut di situ. Karena itu sesat. Ingat, kita hidup di negara Pancasila,” katanya.
Lebih lanjut Hendro mengatakan, angka tiga persen tentang prajurit TNI yang terpapar radikalisme sangat berbahaya bagi organisasi militer. Karena itu hal tersebut harus dicegah.
”Itu bahaya, karena itu saya harapkan kepada para kaum muda yang masih aktif untuk merenungkan hal ini. Kalau masih ada yang terus terusan tebarkan paham radikalisme, ada hukumannya,” tuturnya.
BACA JUGA: Gelar Halalbihalal Purnawirawan, Hendropriyono Singgung Revisi Sumpah Prajurit