Eks Satpam IPB Raih Gelar Doktor Berkat Disertasinya soal Desa Digital
Dengan 42 desa yang berpotensi menjadi desa wisata dan 25 diantaranya sudah aktif sebagai desa wisata.
Hanya saja, terang Hudi, pengelolaan desa wisata ini dirasa belum optimal terutama jika melihat potensi yang dimiliki.
Dia menjelaskan kalau pengelola desa wisata seharusnya memiliki kemampuan dalam mengakses, mengelola, memanfaatkan berbagai platform apps media untuk menyampaikan informasi, promosi, dan membangun reputasi desa wisata yang dikelola.
"Para pengelola desa wisata belum mampu melaksanakan praktik komunikasi pemasaran. Padahal ini merupakan unsur penting untuk pengembangan dan keberlanjutan desa wisata yang mampu menghadirkan banyaknya kunjungan wisatawan sehingga keuntungan dapat diperoleh secara optimal," lanjut dia.
Hudi menjelaskan bahwa komunikasi pemasaran lewat media sosial sangatlah penting dalam mengembangkan desa wisata. Karena, makin tinggi pemanfaatan media sosial seperti Facebook, Instagram, dan YouTube maka komunikasi pemasaraan makin meningkat popularitasnya.
Penelitian yang dilakukan Hudi menggunakan metode penelitian survei terhadap terhadap 166 responden yang didapat dari 3.320 orang populasi pelaku desa wisata di Kabupaten Bogor.
Penelitian dilaksanakan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2020 di empat kecamatan, yaitu Pamijahan, Leuwiliang, Babakan Madang, dan Tenjolaya.
Adapun tim pembimbing disertasinya terdiri dari Dr Ir Amiruddin Saleh, MS, Prof Dr Ir H Musa Hubeis, Diplome Ing, DEA, dan Dr Ir Wahyu Budi Priatna, MSi. Sedangkan tim pengujinya ialah Prof Dr Ir Pudji Muljono, MSi dan Prof Dr Widodo Muktiyo, MCom.