Eksistensi Perfilman Bhutan di Tengah Keterbatasan
Setahun 15 Film, Butuh Setahun untuk Promo Keliling NegeriJumat, 02 Januari 2015 – 00:30 WIB
Film menjadi sesuatu yang amat sulit dilakukan maupun dinikmati di Bhutan. Karena tidak ada bioskop resmi, sutradara harus datang ke desa-desa agar hasil karya mereka bisa dinikmati para pencinta film.
Di Bhutan jangan membayangkan artis yang serba glamor dan bergelimang uang. Para artis, staf, dan sutradara harus bekerja setiap hari jika ingin mengais rezeki di negara yang berbentuk kerajaan konstitusional itu. Sebab, di Bhutan industri perfilman belum mendapatkan tempat. Tidak ada bioskop yang memutar film di berbagai pelosok negara. Bioskop hanya berada di tengah kota. Itu pun hanya satu.
Biasanya, setelah film selesai dibuat, seluruh staf harus keliling dari desa ke desa untuk memutar film. Gedung sekolah bahkan rumah warga yang tidak dipakai bisa menjadi bioskop layar tancap dadakan. Jika itu tidak ada, biasanya mereka menggunakan tenda. Saat pemutaran seperti itu, staf pembuat film beralih tugas menjadi penjual tiket bioskop, pemutar film di proyektor, serta penata kursi untuk penonton.