Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Eksperimen Sinema Jawa ala Sutradara Termuda Festival Film Berlin Wregas Bhanuteja

Bangga Bisa Berjalan di Red Carpet dalam Usia 22 Tahun

Sabtu, 15 Agustus 2015 – 21:37 WIB
Eksperimen Sinema Jawa ala Sutradara Termuda Festival Film Berlin Wregas Bhanuteja - JPNN.COM
Foto: Wregas Bhanuteja for Jawa Pos

Sinema Jawa. Demikian Wregas menyebut benang merah karya-karyanya yang akan terus berusaha dipertahankannya. Itu merupakan bagian dari upaya dia memperkenalkan film dengan ’’identitas’’ Indonesia.

Identitas harus diberi tanda kutip karena dalam konteks Indonesia spektrumnya sangat luas dan beragam. Jawa, yang dipilih Wregas, hanyalah salah satunya. Dia memilih Jawa karena merupakan latar belakangnya, bagian dari kesehariannya.

’’Jawa itu sendiri saja sangat luas maknanya, apalagi Indonesia. Dan, itu kekayaan kita. Jadi, tidak perlu diseragamkan,’’ tegasnya.

Secara keseluruhan, dia sudah melahirkan 20 film pendek. Tapi, selain Lembusura, baru tiga lainnya yang diikutkan festival. Yakni, Hanoman (2011), Senyawa (2012), dan Lemantun (2014).

Hanoman masuk nominasi dalam Ganesha Film Festival di Bandung. Senyawa pernah berkompetisi dalam Jogja Netpac-Asian Film Festival 2012, Festival Sinema Prancis 2013, dan mendapat penghargaan sebagai Best Short Film di Freedom Film Festival, Malaysia. Sedangkan Lemantun menang sebagai Film Pendek Fiksi Naratif Terbaik dan Film Pendek Pilihan Penonton dalam XXI Short Film Festival 2015, Jakarta.

Sejak di Hanoman, Wregas sudah menyelipkan budaya Jawa. ’’Saat itu masih dibuat identik dengan wayang orang, batik, dan gamelan,’’ tuturnya.

Namun, sejak Lemantun, pengagum Asrul Sani itu mencoba melepaskan atribut budaya Jawa di dalamnya. Wregas belajar bahwa sebuah budaya tidak harus ditunjukkan secara ’’kasatmata’’.

Lewat empat karyanya yang difestivalkan itu, Wregas menguji apa yang dia sebut sinema Jawa. Seperti yang terlihat di Berlin, warna Jawa tersebut ternyata bisa melintas budaya, dapat dinikmati mereka yang bahkan sama sekali tak mengenal budaya Jawa, apalagi bicara dalam bahasanya.

Budaya Jawa yang menjadi benang merah karya-karyanya merupakan bagian dari upaya Wregas Bhanuteja agar film Indonesia punya identitas. Lembusura,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA
X Close