Ekspor Ikut Terdongkrak berkat Momen Piala Dunia
’’Tapi, anak saya ikut sekolah sepak bola Santos di dekat rumah,’’ katanya.
Tonny menyatakan tidak kesepian tinggal di Brasil. Selain istri dan anak-anaknya sudah diboyong semua, komunikasi yang terjalin dengan orang-orang Indonesia di Brasil sangat gampang. Apalagi dia diminta duta besar RI di Brasil untuk cepat membaur dengan masyarakat setempat.
Untuk berkomunikasi dengan orang Brasil, suami Vivi Lifdawati tersebut sudah menemukan cara tersendiri. Dengan cara itu, pembicaraan bisnis berjalan lancar.
’’Orang Brasil itu welcome dan agak santai. Itu harus saya kenali secara personal seperti pesan yang disampaikan Wamen (Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi, Red) sebelum berangkat dulu,’’ terangnya.
Mengenai perdagangan Indonesia di Brasil, lulusan marketing communication Universitas Indonesia itu mengungkapkan potensinya sangat besar. Bahkan, beberapa pasar sudah terbentuk dengan baik. Misalnya, produk ban buatan Indonesia cukup diminati.
Sebenarnya, kata Tonny, makanan khas Indonesia di Brasil punya pasar yang masih besar. Sayangnya, belum ada toko atau restoran Indonesia yang siap memasarkan makanan tersebut.
’’Kita kalah oleh Thailand yang mampu menjual bumbu kemasan di sini. Andai kita punya toko atau restoran yang menjual produk-produk makanan tanah air, pasti neraca perdagangan kita bertambah,’’ paparnya.
Meski demikian, dia mengakui, membesarkan ekspor komoditas makanan Indonesia di Brasil tidak semudah membalik telapak tangan. Banyak faktor yang menghadang. Salah satunya menyangkut beberapa bumbu masakan yang diperlukan seperti kayu manis yang tidak ada di Brasil.