Elang Jawa Terancam, Kini Hidup di Gunung Picis
jpnn.com - PONOROGO - Keberadaan spesies elang jawa di Ponorogo, Jawa Tiimur saat ini sangat memprihatinkan. Jumlahnya tidak lebih dari sepuluh ekor.
Padahal, Ponorogo cukup luas. Apalagi, Bumi Reog -julukan Ponorogo- merupakan salah satu habitat asli nisaetus bartelsi -nama ilmiah elang jawa.
Perburuan liar elang jawa untuk diperjualbelikan menjadi penyebab menurunnya populasi elang berjambul tersebut.
''Yang terdeteksi kami di Ponorogo (khususnya wilayah Cagar Alam Gunung Picis, Desa Gondowido, Ngebel), ada satu kelompok (elang jawa, Red). Terdiri atas dua induk, jantan dan betina, dengan seekor anakan,'' kata Kepala Balai Besar KSDA (Konservasi Sumber Daya Alam) Jatim Ayu Dewi Utari saat pelepasan elang jawa di Desa Gondowido, Ngebel.
Namun, tidak berarti hanya ada tiga ekor elang jawa. Menurut dia, terdapat lima sampai enam ekor elang berjambul di wilayah cagar alam tersebut.
Populasinya cukup memprihatinkan jika dibandingkan dengan Cagar Alam Gunung Picis yang mencapai 27 hektare.
Sedangkan daya jelajah elang jawa hanya sekitar radius empat kilometer. Idealnya kawasan tersebut dihuni belasan ekor elang jawa.
Harga elang jawa yang cukup mahal menjadi penyebab terus meningkatnya perburuan liar.