Elizabeth Kurniawan
Oleh: Dahlan IskanKurniawan segera naik kelas. Ia menjadi pelelang tepercaya wine. Pernah dalam satu lelang yang ia adakan, Kurniawan mendapat penawaran sampai sekitar Rp 500 miliar.
Apalagi ketika Kurniawan mengadakan lelang wine merek Château Lafleur bikinan tahun 1947.
Itu wine bikinan Prancis. Termasuk yang paling terkenal di dunia. Sampai saya ingin bisa merasakannya –pun bila hanya untuk di ujung lidah.
Wine merek itu dibuat di pabriknya yang di pinggir sungai Bordeaux. Bahan bakunya berupa anggur dari perkebunan anggur Pomerol –yang terbaik di seluruh Prancis.
Sayang waktu dulu saya ke Bordeaux belum tahu soal ini. Saya sama sekali tidak tertarik untuk sekadar duduk-duduk sebentar di pinggir sungai itu. Menyesal.
Kini kian banyak orang mampu membeli anggur merah merek itu. Sudah diproduksi ''kelas duanya''.
Keberanian Kurniawan melelang Chateau Lafleur tentu menarik perhatian luas. Apalagi tahunnya langka: 1949.
Namun itu pula yang mulai mencurigakan. Akhirnya Kurniawan kena batunya.
Dia terlalu rakus uang. Ia terlalu banyak menjual Chateau Lafleur. Sampai-sampai pabrik wine itu sendiri heran. Kok yang dijual Kurniawan lebih banyak dari angka produksi di tahun itu.