Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Embung Budi dan Ceremende Ayam Bakar Masngut

Senin, 07 April 2014 – 06:26 WIB
Embung Budi dan Ceremende Ayam Bakar Masngut - JPNN.COM

Di setiap desa binaan Budi Dharmawan, selalu diutamakan pembangunan embung. Itulah cara nyata untuk membantu petani pedesaan yang gersang, yang biasanya mudah jatuh ke kemiskinan. Air hujan biasanya dibiarkan terbuang menjadi bencana. Pak Budi menjadikannya deposito berjangka.

Kini sudah 12 desa yang dibina Pak Budi. Semuanya berhasil dengan kadar yang berbeda. Tapi, dia belum puas. Kualitas praktik pertanian desa binaan tersebut baru bernilai 7. Umumnya, itu terjadi karena petani belum terbiasa mempraktikkan sistem pertanian modern. Tingkat disiplin mereka juga masih rendah. Pak Budi ingin pada akhirnya mereka bisa meraih nilai 9 seperti kualitas kebun miliknya sendiri.

Pak Budi memang memiliki kebun buah. Dia pernah bekerja sama dengan pemodal besar tapi mengecewakan. Pengusaha besar sulit untuk diajak membina usaha kecil. Pak Budi memilih berjuang dengan caranya sendiri. Membina petani miskin secara langsung.
 
Memang dirasa cara itu lambat untuk menjangkau kemiskinan yang begitu luas. Tapi, dia memilih menghidupkan satu per satu desa miskin daripada hanya bicara terus, namun tidak kunjung berbuat.

“Sambil menunggu, siapa tahu kelak ada presiden yang meng-copy cara ini dengan cepat dan masif,” kata adik kandung ekonom Kwik Kian Gie itu.

Saya harus mengaku kalah cepat oleh Pak Budi. Ketika tahun lalu BUMN dan IPB sepakat mengembangkan buah tropik, saya pikir kamilah yang pertama melangkahkan kaki untuk buah tropik. Ternyata Pak Budi sudah lebih dulu meski skalanya kecil. Tentu juga masih ada orang-orang seperti Pak Budi di tempat-tempat lain.

Pak Masngut di Blitar juga tua-tua keladi. Di umurnya yang sudah 72 tahun, dia juga getol mempromosikan peternakan dan pertanian terpadu. Minggu kemarin saya tidur di rumah manajer Pak Masngut untuk menyelami apa yang terjadi secara detail. Suara embikan kambing di kandang sebelah tempat tidur membuat ingatan saya kembali ke masa remaja di desa.

Pak Masngut memelihara ayam ratusan ribu ekor. Di sampingnya, dibangun kolam ikan lele dan patin. Hematnya bukan main. Untuk lele itu, dia hanya beli 30 persen makanan yang diperlukan. Yang 70 persen datang dari kandang ayam itu.

Ada tiga jenis makanan lele yang dihasilkan kandang ayam: kotoran ayam, bangkai ayam, dan ceremende. Dari ratusan ribu ayam di kandang, 2 persennya mati oleh berbagai sebab. Ayam-ayam mati itu langsung dibakar. Ayam bakar itulah yang dilempar ke kolam lele.

SAYA akan berkisah mengenai dua orang yang begitu memberi harapan. Masngut di Blitar dan Budi Dharmawan di Semarang. Dua-duanya sudah berumur lebih

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA
  • Dahlan Iskan

    Lia James

    Rabu, 15 Mei 2024 – 07:07 WIB
    Lia James - JPNN.com
  • Dahlan Iskan

    Lia Camino

    Selasa, 14 Mei 2024 – 06:47 WIB
    Lia Camino - JPNN.com
  • Dahlan Iskan

    James Today

    Minggu, 12 Mei 2024 – 07:07 WIB
    James Today - JPNN.com
  • Dahlan Iskan

    James Camino

    Sabtu, 11 Mei 2024 – 08:03 WIB
    James Camino - JPNN.com
X Close