Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Enam Ribu Bocah Dipaksa Jadi Tentara

Rabu, 24 Desember 2008 – 06:52 WIB
Enam Ribu Bocah Dipaksa Jadi Tentara - JPNN.COM
KHARTOUM – Meski masih berusia belasan, anak-anak di Sudan telah dilibatkan dalam pusaran konflik tak berujung antara pemerintah berkuasa dengan golongan pemberontak. Menurut catatan PBB, setidaknya ada enam ribu bocah -- sebagian baru berusia 11 tahun-- dipaksa menenteng senjata baik oleh pemerintah maupun pemberontak. Padahal, baik undang-undang dalam negeri Sudan maupun kesepakatan internasional sama-sama melarang anak-anak dilibatkan dalam konflik.

’’Semua kesatuan militer dan kelompok (pemberontak) di Darfur telah melibatkan anak-anak. Kami melihat bocah pakai seragam dan menenteng senjata dari semua kalangan pasukan,’’ kata  Ted Chaiban, Kepala Badan PBB urusan Anak (UNICEF) kepada Reuters kemarin (23/12).  ’’Semua anak yang hanya hidup dalam situasi konflik, yang menyaksikan dan yang terpenting berpartisipasi dalam kekerasan pada dasarnya telah menjadi tidak manusiawi,’’ tambah Chaiban.

Komplotan pemberontak, baik Justice and Equality Movement (JEM) maupun Sudan Liberation Army (SLA) pimpinan Abdel Wahed Mohamed Ahmed al-Nur, menurut Chaiban, lebih banyak menggunakan tenaga anak-anak dalam barisan pasukannya. Sebagian memang masuk secara sukarela, namun lebih banyak dipaksa ikut bergabung.

PBB memperkirakan sepanjang enam tahun konflik berdarah antara pemerintah dengan pemberontak, setidaknya telah mempengaruhi lebih dari empat juta orang. Separonya adalah anak-anak. Itu karena sepanjang usia mereka hanya akrab dengan kekerasan dan perang. ’’Dari setidaknya 700 ribu anak yang lahir sejak 2004, sepanjang usia mereka hanya dihabiskan di area konflik,’’ lanjut Chabain.  

KHARTOUM – Meski masih berusia belasan, anak-anak di Sudan telah dilibatkan dalam pusaran konflik tak berujung antara pemerintah berkuasa dengan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News