Enam Sekolah Kemalingan dalam Semalam
jpnn.com - TASIK – Barang-barang elektronik di empat SDN dan dua SMPN di Kecamatan Manonjaya, Tasikmalaya dibobol maling pada Rabu (15/10) dini hari. Total kerugian akibat hilangnya TV LCD, infocus, hardisk komputer, monitor dan alat musik keyboard dari enam sekolah itu diperkirakan mencapai Rp 75 juta.
Kapolsek Manonjaya AKP Gunarto mengatakan pencurian dini hari kemarin itu terjadi di SDN IV Cilangkap, SDN Cikareo Desa Cihaur, SDN Pamijahan Desa Margahayu, SDN Kudang Desa Cilangkap, SMPN 2 Manonjya Desa Margahayu dan SMPN 3 Manonjaya Desa Cilangkap.
“Ya saya kira pelaku berkelompok. Karena lokasi sekolah antara SDN dan SMP ada yang berdekatan seperti SDN Cikareo dengan SMP 3 serta SDN Pamijahan dengan SMP 2. Dan, pelaku ini sudah profesional,” katanya kepada wartawan saat olah tempat kejadian perkara (TKP) kemarin.
Di SDN IV Cilangkap, kata dia, maling membawa kabur TV LCD, DVD, tiga unit CPU dan satu unit monitor. Di SDN Kudang, dua unit monitor, satu unit CPU, infocus dan TV LCD raib. Di SDN Pamijahan yang dicuri itu hardisk komputer, monitor, jam dinding dan salon aktif. Di SDN Cikareo dua unit monitor dan hardisk dibawa kabur.
Sedangkan di SMPN 3 Manonjaya barang elektronik yang dicuri yaitu satu unit monitor, hardisk komputer dan infocus. Di SMPN 2 Manonjaya, satu unit alat musik keyboard, satu set mic wirles dan satu unit mixer yang hilang.
Menurut kapolsek, modus pencurian yang dilakukan komplotan maling adalah modus lama, seperti yang pernah terjadi tahun-tahun sebelumnya. Maling membongkar tralis, jendela dan pintu untuk mengambil barang-barang elektronik yang ada di dalam ruangan. Bahkan maling bisa dipastikan lebih dari satu orang dan menggunakan roda empat. Karena barang yang dicuri cukup banyak.
Gunarto mengatakan komplotan pencuri ini ada yang hanya mengambil hardisknya. Sedangkan CPU dibuang di ke kebun yang tidak jauh dari lokasi seperti di SDN Cikareo dan SPMN 3 Manonjaya. “Mereka mengambil yang berharganya saja,” tuturnya.
Dia mengimbau para kepala sekolah untuk meningkatkan penjagaan ketika ada barang-barang elektronik di sekolah. Ketika pihaknya mengecek ke TKP, kebanyakan SDN yang dibobol itu tidak memiliki penjaga sekolah sama sekali. Sedangkan yang SMPN memang ada penjaga, namun ketiduran. “Jadi harus tingkatkan kewaspadaan,” bebernya. (yfi)