Engelina Pattiasina: Jangan Lagi Mengelola Blok Masela seperti Gaya Kolonial
Menanggapi hal itu, Engelina mempertanyakan yang dimaksud “mengakomodir semua aspirasi” itu aspirasi siapa.
Sebab, kata Engelina, sejak awal masyarakat Maluku hanya mengetahui Presiden Joko Widodo memutuskan pembangunan kilang di darat.
Bahkan, ketika mereka membahas akuisisi dan pada saat penandatanganan MOU antara Inpex, Petronas, Pertamina, perwakilan dari Maluku sama sekali tidak diikutsertakan.
“Mereka lupa kalau ada rakyat da nada pemerintah juga di Maluku. Kalau maksudnya aspirasi sesama investor yang diakomodir, ya silakan saja, tetapi, yang terbaik untuk Maluku tetap sesuai keputusan Presiden. Jangan telikung begitu saja. Itu yang sesuai dengan aspirasi Maluku,” cetus Engelina.
Lebih lanjut, puteri perintis Pertamina, JM Pattiasina ini mengatakan, siapa yang bisa memastikan, kalau pada akhirnya, seluruhnya dibawa ke laut. Masa jabatan pengambil keputusan saat ini itu sangat terbatas, ESDM maupun Pertamina.
“Tetapi ini, bicara tentang sumber daya alam yang berdampak pada generasi berikutnya,” kata Engelina.
Engelina menegaskan lagi bahwa masyarakat hanya mengetahui kilang Masela dibangun di darat, sesuai keputusan Presiden Jokowi pada 2016. Namun, bukan rahasia lagi, kalau banyak yang tidak suka dengan keputusan tersebut, terutama investor bersama sejumlah elite yang memihak keinginan investor.
“Keputusan memindahkan kilang Blok Masela sangat tepat, sehingga masyarakat mendapat manfaat ekonomi dan bisa menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di kawasan,” tutur Engelina.