Eniya Listiani, Ibu Tiga Anak yang Penelitian Langkanya Berbuah Habibie Award 2010
Hasil Beda saat Eksperimen Malah Jadi Temuan BaruJumat, 03 Desember 2010 – 07:37 WIB
Namun, dia mengakui bahwa mengembangkan energi terbarukan bukan persoalan gampang. Apalagi, selama ini memang acap terjadi kesenjangan antara temuan teknologi dan produksi masal perusahaan. "Ya, memang selama ini masih ada gap," ucap dia. Apalagi, tambah dia, penggunaan energi seperti minyak bumi dan batu bara masih mendominasi.
Padahal, di negara-negara seperti Jepang dan kawasan Eropa, teknologi fuel cell terus dikembangkan. Di Jepang, kota hidrogen telah lama dirintis di Fukuoka. Meski demikian, teknologi fuel cell bukan berarti tanpa penerapan terkini. Eniya mengatakan, saat ini sejumlah menara telekomunikasi (BTS) sudah menggunakan teknologi fuel cell. Sebab, BTS harus menggunakan listrik berarus DC (searah).
"Listrik PLN kan AC (arus dua arah). Karena itu, harus digunakan inverter yang harganya malah lebih mahal," lanjutnya. Dia menambahkan, setidaknya teknologi fuel cell bisa digunakan sebagai back up energi konvensional.