Etty Indriati, Profesor Kedokteran yang Juga Pelukis
Merasa Kering di Sains, Cari Warna Lain Situasi MalamSelasa, 18 Oktober 2011 – 08:08 WIB
Ketiadaan matahari juga memberi Etty waktu yang leluasa untuk melukis. Sebab, pagi hingga sore dia habiskan untuk aktivitas di kampus Universitas Gadjah Mada (UGM), tempat dia mengajar. Selain di Fakultas Kedokteran, dia mengajar di Jurusan Ilmu Budaya (Bidang Antropologi Ragawi) dan Biologi. "Aktivitas di kampus belum bisa dialihkan ke orang lain. Waktu melukis bagi saya cuma di malam hari," ujarnya.
Dalam seminggu, Etty bisa menyelesaikan dua hingga tiga lukisan. Lukisan-lukisan itu kemudian dibungkus rapi dan dibawa ke Jakarta. Di Jakarta, lukisan itu akan dikritik oleh anak dan suaminya. "Paling tidak dari situ saya tahu lukisan saya bagus atau tidak," katanya.
Selama ini Etty belum pernah menjual lukisannya. Banyak lukisan yang diberikan kepada kolega dari berbagai daerah atau negara. Salah satunya teman guru anaknya dari Hawaii, Amerika Serikat. "Masak sama teman sendiri disuruh beli," katanya lantas tersenyum.