Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Fadli Zon: Bencana Kabut Asap Etalase Buruk Bagi Perjuangan Diplomasi Dagang

Kamis, 19 September 2019 – 14:05 WIB
Fadli Zon: Bencana Kabut Asap Etalase Buruk Bagi Perjuangan Diplomasi Dagang - JPNN.COM
Asap karhutla menyelimuti jalan lintas sumatera rute Pekanbaru - Padang di Rimbo Panjang, Kabupaten Kampar, Riau. Foto : ANTARA/FB Anggoro

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua DPR Fadli Zon mengkritik pemerintah terkait persoalan kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di sejumlah daerah di Indonesia.

Fadli menilai bahwa bencana asap akibat karhutla yang saat ini tengah terjadi tidak ubahnya seperti lemparan kotoran bagi para diplomat Indonesia yang sedang berjuang meyakinkan Uni Eropa dan juga World Trade Organization (WTO) untuk mendukung produk sawit Indonesia.

“Bencana ini benar-benar merupakan etalase buruk bagi perjuangan diplomasi dagang kita," ujar Fadli dalam keterangannya, Kamis (19/9).

Menurut Fadli, pemerintah seharusnya menggunakan bencana karhutla sebagai alat membersihkan industri perkebunan sawit nasional dari perusahaan-perusahaan nakal perusak lingkungan. "Cara ini, menurut saya, akan sedikit memulihkan citra buruk industri sawit kita di mata dunia," jelasnya.

Wakil ketua umum Partai Gerindra itu menuturkan sederhana saja, bagaimana Indonesia bisa merayu negara-negara Eropa untuk terus membuka pasarnya bagi produk sawit Indonesia. "Ketika pada saat bersamaan semua tuduhan mereka atas perkebunan sawit Indonesia yang merusak lingkungan, melakukan deforestasi, malah dikonfirmasi oleh bencana karhutla yang 99 persen akibat ulah manusia dan terus menerus terjadi?" paparnya.

Seperti diketahui, kata Fadli, awal tahun ini 28 negara Uni Eropa sepakat untuk memasukkan minyak sawit Indonesia sebagai katagori tidak berkelanjutan sehingga tidak akan mereka gunakan sebagai bahan baku biodiesel. Mereka menyoroti masalah deforestasi akibat adanya budidaya sawit yang masif.

"Mulai 2030, Uni Eropa akan melarang total konsumsi sawit Indonesia. Artinya, sebelum itu mereka akan mulai mengurangi konsumsi sawit asal Indonesia," ujarnya.

Dari sisi dagang, lanjut Fadli, keputusan Uni Eropa tersebut tentu saja merugikan Indonesia. Industri kelapa sawit merupakan salah satu industri strategi nasional, khususnya dalam kelompok non-migas.

Menurut Fadli Zon, bencana kabut asap karhutla benar-benar merupakan etalase buruk bagi perjuangan diplomasi dagang Indonesia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News