Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Fahri Hamzah: 2016, Ujian Bagi KMP dan DPR

Jumat, 01 Januari 2016 – 04:45 WIB
Fahri Hamzah: 2016, Ujian Bagi KMP dan DPR - JPNN.COM
Sekretaris Harian KMP, Fahri Hamzah. FOTO: DOK.JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA – Sejak awal, cukup banyak yang ragu apakah Koalisi Merah Putih (KMP) bisa bertahan lama. Sejak dideklarasikan sebelum Pilpres 2014, sinisme berkata, “kalau Prabowo menang KMP bertahan tapi kalau Prabowo kalah KMP habis.”

Alhamdulillah setahun setelah KMP menguasai DPR dan MPR koalisi masih bertahan, tetapi akhir 2015 lalu KMP menunjukkan gejala melemah,” ujar Sekretaris Harian KMP, Fahri Hamzah dalam pernyataan persnya, Jumat (1/1).

Menurut Fahri, tahun 2016 adalah tahun ujian besar bagi KMP. PAN sudah jelas mengumumkan bergabung dengan pemerintah meski menyatakan tetap di KMP. Sementara itu Partai Demokrat dan PKS dalam kasus persidangan ketua DPR di MKD secara bulat mendukung koalisi pemerintah. Yang  bertahan di garis KMP hanya Golkar, Gerindra dan PPP. Sementara itu, pemerintah masih menggantung nasib Golkar dan PPP di Kementerian Hukum dan HAM.

“Maka, apakah KMP masih relevan? Publik harus terus diyakinkan bahwa membangun kekuatan penyeimbang di luar pemerintahan adalah jalan demokrasi yang niscaya. Sebab jika semua kekuatan politik masuk dalam pemerintahan maka akan tercipta oligarki kekuasaan yang berbahaya,” kata Fahri Hamzah.

Karena itu, menurut Fahri, ikhtiar membangun legislatif yang kuat adalah ikhtiar yang mulia yang akan memberikan efek keseimbangan dan sistem keseimbangan (check and balance) dalam tubuh organisasi negara. Ikhtiar KMP untuk membangun kekuatan penyeimbang harusnya didukung oleh segenap masyarakat khususnya masyarakat sipil yang percaya dengan logika demokrasi.

Menurutnya, tidak akan ada demokrasi yang sehat jika tradisi legislatif tidak berkembang. Keinginan kelompok KMP untuk membangun parlemen yang modern harusnya didukung karena parlemen modern adalah jaminan bagi daulat rakyat agar pengawasan publik pada pemerintahan bisa berjalan efektif.  

“Jika parlemen dibiarkan lemah maka hegemoni kekuasaan eksekutif akan melahirkan korupsi dan penyimpangan besar-besaran,” kata Fahri Hamzah yang juga Wakil Ketua DPR RI ini.

Dalam banyak contoh yang sudah nampak tapi jarang diapresiasi bahwa kerja DPR dalam pengawasan sangat efektif. Pansus angket misalnya yang pernah dipakai dalam berbagai kasus (dulu century dan sekarang Pelindo II) jelas menunjukkan bahwa kerja korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan eksekutif yang dibungkus rapi dalam kebijakan akhirnya  bisa dibongkar. 

JAKARTA – Sejak awal, cukup banyak yang ragu apakah Koalisi Merah Putih (KMP) bisa bertahan lama. Sejak dideklarasikan sebelum Pilpres 2014,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News