Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Fahri: Masa Jokowi Berantem Sama Prabowo? 

Kamis, 14 Maret 2019 – 15:46 WIB
Fahri: Masa Jokowi Berantem Sama Prabowo?  - JPNN.COM
Jokowi dan Prabowo Subianto saat Debat Capres Minggu (17/2) malam. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Dua kali debat Pilpres 2019 menuai kritikan dan belum memuaskan. Persoalan pemberian kisi pertanyaan dan minimnya sesi tarung bebas untuk kandidat calon presiden dan wakil presiden, dianggap mereduksi kebebasan peserta debat menyampaikan gagasan serta pemikirannya. 

Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengatakan jangan lagi ada reduksi terhadap kandidat untuk menyampaikan gagasan-gagasannya dalam debat. Mantan wakil sekretaris jenderal Partai Keadilan Sejahtera itu menegaskan, sebaiknya dalam debat diberikan lebih banyak sesi tarung bebas untuk para kandidat.

“Kalau kemarin tarung bebas satu sesi, mudah-mudahan di debat berikutnya ditambah menjadi dua, dan tiga. Bahkan, di debat kelima nanti tidak perlu ada pertanyaan lagi. Beri saja kisi-kisinya biar mereka bertepmpur,” katanya dalam diskusi Menakar Efektivitas Debat Capres daam Meraih Suara di gedung DPR, Jakarta, Kamis (14/3).

Politikus asal Nusa Tenggara Barat (NTB) itu yakin jika para kandidat dibiarkan bertarung bebas mengeluarkan gagasan dan pemikirannya di dalam debat tersebut, tidak akan menimbulkan kerusuhan.  

“Tidaklah, masa Pak Jokowi akan berantem dengan Pak Prabowo, ganas seakan-akan menyebabkan perusuhan. Ini orang-orang yang kami pilih juga jago-jago lah, tidak mungkinlah,” ungkap Fahri dalam diskusi yang dipandu Ketua Koordinatoriat Wartawan Parlemen Romdony Setiawan, itu.

Menurut dia lagi, Indonesia bangsa yang  sudah dewasa sehingga tidak mungkin gara-gara berdebat terjadi saling serang sampai rusuh.

“Itu kadang-kadang kita suka begitu juga menganggap salah nanti orang berkelahi, kepal tangan kemudian saling serang, ya tidaklah,” ungkap Fahri.

Mantan aktivis mahasiswa itu mengatakan, kalau rakyat dibiasakan berbicara maka tawuran berkurang. Sebaliknya, kata dia, kalau mengurangi orang berbicara maka  tawuran merajalela.

Ganas seakan-akan menyebabkan perusuhan. Ini orang-orang yang kami pilih juga jago-jago lah, tidak mungkinlah. Kalau debat tidak mampu hadirkan suatu yang baru, orang jadi kecewa dan memengaruhi partisipasi pemilu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News