Fahri Sebut Perut Bangsa Sudah Bergantung Pada Asing
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menyoroti masih banyaknya isu-isu yang menyangkut publik belum disajikan pasangan capres dan cawapres maupun tim sukses masing-masing pada masa kampanye Pilpres 2019.
Menurut Fahri, selain persoalan kesejahteraan, isu krusial tidak kalah penting dan mewarnai hampir setiap lini media massa adalah terkait defisit neraca perdagangan.
Wakil ketua DPR Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat (Korkesra) itu menilai impor yang selalu melebih ekspor, bukan hanya mengindikasikan negara kehilangan sejumlah duit sehingga mata uang rupiah melemah.
"Tetapi ini adalah sinyal kemampuan produksi yang lemah. Kita memakan apa yang tidak kita produksi," kata Fahri, Kamis (22/11).
Menurut Fahri, kemandirian yang seharusnya menjadi ruh nawacita ternyata hanya sekadar slogan. "Kita telah jadi bangsa yang bergantung pada asing. Perut dan keseharian kita," ujarnya.
Fahri melanjutkan, begitu dengan defisit perdagangan yang menjadi sinyal bahwa produktivitas nasional rendah. Artinya, tegas Fahri, pendapatan nasional juga rendah.
Tapi, kata dia, sayangnya bangsa ini terlampau konsumtif. Karena itu, utang terus membengkak. Sehingga sangat jelas fundamental kesejahteraan begitu rapuh.
Menurut dia, hal ini tambah parah dengan adanya fakta dalam sepuluh tahu terakhir ini, Indonesia mengalami deindustrialisasi. Kontribusi industri manufaktur dalam perekonomian terus menurun. Tenaga kerja yang terserap di sektor ini menurun.