Federasi Pekerja Ajak Tiongkok Bangun Rumah Buruh
jpnn.com - jpnn.com - Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) berupaya mewujudkan perumahan bagi para buruh. Karenanya, KSPSI menggandeng BPJS Ketenagakerjaan, China Rainbow International Invesment, PT Raudhoh Citra Nusantara, BTN dan Asosiasi Pengembang Perumahan Seluruh Indonesia (APERSI) untuk merealisasikannya.
Untuk tahap pertama, targetnya adalah membangun 500 ribu rumah buruh yang mendapatkan subsidi pemerintah melalui dana BPJS Ketenagakerjaan dan difasilitasi Bank BTN. Nantinya, rumah itu akan dipasarkan untuk buruh yang tergabung dalam KSPSI dan pekerja yang memiliki kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan minimal selama satu tahun.
Sekretaris Jenderal KSPSI Haji Rudy Prayitno, mengungkapkan, dari 4,6 juta buruh yang bernaung di bawah organisasinya. 87 persen di antaranya belum memiliki rumah. "Saat ini, jumlah buruh yang terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan mencapai 18 juta buruh," kata Rudy dalam siaran persnya, Jumat (20/1).
Salah satu penyebab buruh belum memiliki rumah adalah besaran uang muka yang harus dibayarkan. Ada ketentuan uang muka untuk KPR sebesar 30 persen dari harga rumah.
Menurutnya, hal itu sangat menyulitkan para buruh yang tidak mempunyai dana untuk membayar uang muka. "Melalui kerja sama ini, nantinya para buruh bisa memiliki rumah hanya dengan membayar uang muka satu persen dari harga rumah dan cicilan Rp 800 ribu selama 20 tahun," terangnya.
Harga rumah untuk buruh pun bervariasi. Untuk harga rumah di Jabodetabek dibanderol Rp 143 juta. Sedangkan harga untuk di luar Jabodetabek Rp 123 juta.
Selain itu, harga khusus seperti di Riau sebesar Rp 128 juta, Sulawesi Rp 178 juta, dan Papua Rp 193 juta. "Rumahnya, tipe 36 dengan luas tanah untuk Jabodetabek 60 meter persegi dan di luar Jabodetabek 150 meter persergi," tuturnya.
Sementara Presiden Regional China Rainbow International Ding Jinwei mengatakan, kerja sama itu akan mempererat hubungan kedua negara yang sudah terjalin sejak lama. "Kerja sama ini tentunya makin menguatkan hubungan kedua negara yang terjalin sejak lama," kata Jinwei. (esy/jpnn)