Fenomena Kawin Kontrak di Puncak: Sewa Tiga Hari Plus Vila, Bayar, Main, Selesai
Ia adalah Roy (bukan nama sebenarnya). Warga Desa Ciburial itu mengaku memiliki banyak kenalan wanita yang bisa diajak untuk tinggal bersama. Namun, ia tidak secara gamblang menyebutkan wanita-wanita yang ia tawarkan bisa dikawin kontrak.
“Ada. Cuman kalau kawin kontrak kayanya susah sekarang. Soalnya lagi viral lagi. Cuman nanti dicoba aja ngobrol langsung. Saya hubungi dulu sebentar,” ucap pria paruh baya dengan topi merah itu.
Lima menit, Roy menelepon. Percakapan logat Sunda samar terdengar. Tak lama ia langsung menutup teleponya. “Sebentar ya, paling 20 menitan sampai. Ngopi aja dulu,” ucapnya.
Sambil menunggu, Roy menceritakan perihal wanita tersebut. Menurutnya kawin kontrak sudah sangat jarang terjadi. Yang ada sewa. hitunganya per hari. “Udah enggak ada ijab kabul gitu. Yang ada cuma sewa semingu sampai sebulan,” tuturnya.
Tak lama seorang wanita berambut panjang sebahu datang. Dengan mata belo serta hidung mangir. Tingginya sekitar 150 cm.
Ia diantar oleh seorang pria mengenakan jaket kulit hitam agak luntur. Sebut saja namanya Sandra.
Perkenalan mengawali obrolan kami sebelum menjurus pada kawin kontrak. Kepada radarbogor.id, Sandra mengaku seorang janda 26 tahun beranak satu. Ia tinggal di kawasan Cipanas Cianjur. “Deket tinggalnya di Cipanas. Cuman kalau KTP asli Tugu Utara,” akunya.
Obrolan pun mulai menjurus pada kawin kontrak. Namun Sandra tidak langsung mengiyakan. Wanita yang mengenakan kaus cokelat itu hanya menawarkan ditemani beberapa malam. Dengan tarif Rp 1 juta permalam. “Aduh, kalau langsung aja gimana. Enggak usah kawin kontrak segala,” tawar Sandra.